TEMPO.CO, Jakarta - Mencukur rambut telah menjadi bagian dari gaya hidup para pria sebab dengan rambut yang tertata rapi, kepercayaan diri pun semakin tinggi. Tak heran, banyak orang mulai tertarik untuk menjalani profesi barber alias tukang cukur. Terlebih dengan kemajuan teknologi, berbagai keuntungan pun bisa didapat para tukang cukur.
Peraih Best Female Barber di ajang Barbercon 2017, Sofie Pok, mengatakan bahwa para tukang cukur tak lagi harus mencari referensi dari buku bacaan saja.
“Dulu, referensi tukang cukur hanya didapat dari buku. Dengan perkembangan teknologi, potongan rambut yang sedang tren di ujung dunia mana pun bisa dengan mudah kita ketahui dan langsung dipraktekkan agar tidak ketinggalan zaman,” katanya dalam acara Barber Lyfe Indonesia vol. 4 di Jakarta pada 14 November 2019.
Tukang cukur asal Amerika Serikat Sofie Pok dalam acara Barber Lyfe Indonesia vol. 4 di Jakarta. 14 November 2019. TEMPO/Sarah Ervina Dara Siyahailatua
Keuntungan lain juga bisa berupa bentuk pengertian yang cepat kepada pelanggan. Menurut Sofie, banyak pelanggan yang ingin memotong rambut padahal tidak sesuai dengan bentuk wajah dan gaya mereka. Dengan kemudahan teknologi, tukang cukur bisa memberi alternatif sambil mengarahkan pelanggan.
“Kita bisa dengan mudah mencari potongan rambut artis sebagai contoh. Pelanggan juga langsung cepat mendapat gambaran tanpa sekedar membayangkan karena ada bentuk aslinya. Kalau dulu tidak ada internet kan susah,” ungkapnya.
Ajang promosi juga lebih mudah dilakukan lewat media sosial. Sofie mengatakan bahwa zaman dulu mencari pelanggan sangat susah karena orang telah memiliki tempat bercukur favorit. Namun, dengan media sosial, para tukang cukup bisa melakukan promosi sehingga memudahkan pelanggan untuk datang.
“Kita memfasilitasi pelanggan dengan pilihan. Promosi yang kita berikan lewat media sosial pasti terbaca karena sekarang zaman teknologi. Kalau dulu harus menyebar selebaran, pasang iklan, semuanya mahal. Kini tinggal modal internet, langsung bisa promosi,” tegasnya.