TEMPO.CO, Jakarta - Pebalap MotoGP Spanyol, Jorge Lorenzo, secara mengejutkan mengumumkan pensiun dari arena balap motor paling bergengsi itu. Di 2019, pebalap berusia 32 tahun itu memang terpuruk dengan hasil-hasil buruk dan cedera.
Menyimak kisahnya di lintasan balap mungkin sudah biasa buat para penggemar MotoGP. Jadi, tak ada salahnya bila kita intip juga kesukaannya di luar sirkuit, dilansir dari automobilsport.com.
Lorenzo senang bersepeda. Juara dunia tiga kali ini biasa melakukan kegemarannya ini di sela-sela kesibukannya di sirkuit, penyegaran sekaligus mengasah fisik. Namun ia mengaku selalu mementingkan keselamatan.
Jorge Lorenzo (Twitter)
"Mempersiapkan kondisi fisik itu penting tapi kita pun harus berlatih dengan aman," jelasnya.
Jadi, meski ia menunggang sepeda, termasuk di medan seperti pegunungan, ada mobil pendamping yang mengiringinya di belakang.
Bersepeda di pegunungan adalah salah satu caranya melatih fisik. Ia melakukannya dua kali seminggu, masing-masing sejauh sekitar 20 kilometer dan menanjak hingga ketinggian 1.200 meter.
"Sungguh berat, tapi dibutuhkan untuk meningkatkan detak jantung agar tubuh saya terbiasa dengan kondisi saat berlomba," ungkapnya.
Jorge Lorenzo (Twitter)
Ia harus mencapai detak jantung 170 bpm (detak per menit), sama seperti ketika sedang membalap. Setelah sampai di puncak gunung, ia akan menaikkan sepedanya ke mobil dan turun pulang dengan kendaraan roda empat itu.
Selain bersepeda, ia juga berlatih fisik di pusat kebugaran untuk memperkuat otot-ototnya, terutama terutama paha dalam dan trisep.
Selain itu, lelaki asal Mallorca itu sangat menjaga pola makan. Apalagi berat badannya tak boleh berlebih karena akan mempengaruhi kecepatan motornya. Ia pun harus memilih makanan yang tepat dan didampingi ahli gizi.
Jorge Lorenzo (Twitter)
"Kuat itu memang harus, tapi berat badan juga harus dijaga," jelas pebalap yang juga suka berenang ini, terutama saat pemulihan cedera.
Pelatih dan ahli gizi itu menerapkan pola makan berupa banyak salad, ikan, dan nasi. Makann Jepang kesukaannya boleh dikonsumsi, tapi dibatasi hanya 80 gram saja. Dampaknya, lemak tubuh Lorenzo hanya 8 persen saja, sama dengan seorang atlet atletik yang selalu ramping.