Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Awas, Insomnia Picu Penyakit Kardiovaskular

Reporter

image-gnews
Insomnia
Insomnia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masalah tidur dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Sebuah analisis skala besar di Cina menyoroti bagaimana insomnia dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular yang berpotensi mengancam hidup seseorang.

Ketika menderita insomnia, seseorang sering kesulitan tidur. Menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Pennsylvania di Amerika Serikat, sekitar satu dari empat orang dewasa di Amerika Serikat mengalami insomnia jangka pendek atau akut setiap tahun. Insomnia akut biasanya terjadi ketika orang tidur hanya untuk waktu yang singkat, mungkin karena stres atau khawatir.

Sekitar tiga perempat dari orang-orang ini kembali ke pola tidur yang biasa. Namun, yang lain terus mengalami insomnia kronis, yang mengacu pada seseorang yang mengalami masalah tidur selama setidaknya tiga malam seminggu selama tidak kurang dari tiga bulan.

Baik insomnia akut maupun kronis dapat menyebabkan kantuk di siang hari, konsentrasi dan masalah memori, serta kekurangan energi. Penelitian telah menemukan lebih banyak analisis yang mengkhawatirkan. Satu analisis baru-baru ini muncul dalam Sleep Medicine ReviewsTrusted Source, menghubungkan insomnia dengan timbulnya depresi, kecemasan, dan penyalahgunaan alkohol. Studi lain telah menemukan hubungan antara insomnia dan penyakit jantung.

Penulis studi yang diterbitkan dalam Neurology, menunjukkan bahwa penelitian sebelumnya telah gagal untuk mendefinisikan insomnia dengan benar dan telah memasukkan orang yang mungkin tidak memiliki gangguan tersebut. Maka, mereka berusaha menemukan asosiasi yang lebih kuat.

Hasil makalah baru menunjukkan bahwa mengidentifikasi insomnia, terutama pada orang muda, dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular di kemudian hari. Para peneliti menggunakan data dari China Kadoorie Biobank, yang menyelidiki dan melacak penyebab utama penyakit kronis di negeri itu.

Para peserta, berusia antara 30 dan 79 tahun, tidak memiliki riwayat penyakit jantung atau stroke ketika penelitian dimulai. Dalam studi baru, para peneliti menganalisis tiga gejala insomnia, di mana gejalanya berlangsung setidaknya tiga hari seminggu. Gejala-gejalanya seperti masalah tidur, bangun terlalu dini, atau kesulitan untuk fokus di siang hari karena gangguan tidur.

Data menunjukkan bahwa 11 persen dari peserta melaporkan kesulitan tidur dan 10 persen memiliki masalah dengan bangun lebih awal. Hanya 2 persen dari peserta melaporkan mengalami masalah fokus pada siang hari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para peneliti mengikuti semua peserta selama sekitar satu dekade. Selama waktu itu mereka mengidentifikasi 130.032 insiden serangan jantung, stroke, dan penyakit yang sebanding.

Setelah memperhitungkan faktor risiko lain, seperti merokok dan konsumsi alkohol, para peneliti mengidentifikasi beberapa temuan signifikan. Penelitian mengidentifikasi peserta yang melaporkan mengalami ketiga gejala insomnia memiliki peluang 18 persen lebih tinggi untuk mengalami penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami gejala.

Mereka yang melaporkan masalah fokus pada siang hari 13 persen lebih mungkin mengembangkan serangan jantung, stroke, dan penyakit sejenis dibandingkan yang tidak memiliki masalah ini. Para peneliti mengidentifikasi orang-orang yang sulit tidur memiliki peluang 9 persen lebih tinggi terserang penyakit ini, sementara yang bangun terlalu dini 7 persen lebih mungkin mengalami stroke, serangan jantung, atau sejenisnya.

Meskipun demikian, para peneliti belum menetapkan penyebab dan efek antara insomnia dan penyakit kardiovaskular. Temuan ini hanya menyoroti hubungan antara keduanya.

"Khususnya, hubungan ini bahkan lebih kuat pada orang dewasa yang lebih muda dan orang-orang yang tidak memiliki tekanan darah tinggi pada awal penelitian," kata penulis studi, Liming Li, dari Universitas Peking Beijing di Cina, dilansir Medical News Today.

Para peneliti mencatat bahwa para partisipan dalam studi ini melaporkan sendiri gejala insomnia mereka, yang mungkin berarti data tersebut tidak sepenuhnya akurat. Namun, analisis lebih lanjut meminta para profesional medis untuk melacak gejala insomnia daripada mengandalkan pelaporan diri yang akan memperkuat hubungan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penelitian Ungkap Kualitas Tidur Wanita Lebih Buruk dari Pria, Ini Pemicunya

22 jam lalu

Wanita mengalami susah tidur atau insomnia. Freepik.com/Jcomp
Penelitian Ungkap Kualitas Tidur Wanita Lebih Buruk dari Pria, Ini Pemicunya

Penelitian menunjukkan hampir 60 persen perempuan mengalami insomnia. Kualitas tidur mereka diklaim lebih buruk dari lawan jenis.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

4 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Seluk-beluk Microsleep, Salah Satu Penyebab dari Kecelakaan Lalu-Lintas

6 hari lalu

Ilustrasi pengemudi mulai mengantuk karena microsleep. Sumber: toyota.astra.id
Seluk-beluk Microsleep, Salah Satu Penyebab dari Kecelakaan Lalu-Lintas

Microsleep dapat terjadi siapa pun, di mana pun, dan kapan pun, terutama saat mereka terlibat dalam aktivitas yang monoton dan saat kurang tidur.


Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

9 hari lalu

Ilustrasi bayi tidur. Foto: Freepik.com/user18526052
Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur


5 Fakta Menarik Choi Woo Shik, Pemeran di Film Parasite dan Serial Netflix A Killer Paradox

45 hari lalu

Choi Woo Shik dan Son Suk Ku dalam poster drama A Killer Paradox. Dok. Netflix
5 Fakta Menarik Choi Woo Shik, Pemeran di Film Parasite dan Serial Netflix A Killer Paradox

Pemeran utama A Killer Paradox, Choi Woo Shik berhasil mencuri perhatian publik. Ini beberapa fakta menarik lain pelakon di film Parasite.


Inilah 8 Risiko jika Tubuh Mengonsumsi Gula Berlebihan

53 hari lalu

Ilustrasi gula putih, gula coklat, dan gula kayu manis. pixabay.com/Ulleo
Inilah 8 Risiko jika Tubuh Mengonsumsi Gula Berlebihan

Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan berbagai dampak kesehatan yang serius.


71 Petugas KPPS Meninggal Antara Lain karena Kelelahan dan Hipertensi, Kenali 5 Bahaya Darah Tinggi

54 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
71 Petugas KPPS Meninggal Antara Lain karena Kelelahan dan Hipertensi, Kenali 5 Bahaya Darah Tinggi

Hingga 18 Februari, terhitung 71 petugas KPPS meninggal antara lain karena kelelahan kronis, penyakit jantung hingga hipertensi atau darah tinggi.


Apa Itu Komplikasi Anoreksia? Berikut 5 Cara Mengatasi Gangguan Makan Ini

12 Januari 2024

Perempuan rentan mengalami gangguan makan, seperti bulimia dan anoreksia. (Pexels/Alex Green)
Apa Itu Komplikasi Anoreksia? Berikut 5 Cara Mengatasi Gangguan Makan Ini

Pola hidup yang tidak seimbang dapat mengakibatkan gangguan makan atau biasa dikenal dengan anoreksia. Bagaimana cara mengatasi anoreksia?


Dampak Buruk Terlalu Banyak Maraton Drama Korea saat Libur Panjang

27 Desember 2023

Ilustrasi menonton film. Pexels/Cottonbro
Dampak Buruk Terlalu Banyak Maraton Drama Korea saat Libur Panjang

Terlalu banyak maraton Drama Korea saat libur panjang tidak baik untuk kesehatan


6 Fakta Kembang Api, Diciptakan Orang Tiongkok Hingga Berpotensi Sebabkan Kanker Paru-paru

20 Desember 2023

Kembang Api ditampilkan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu, 6 September 2023. Kembang api tersebut ditampilkan pada penutupan acara Gala Dinner KTT ASEAN 2023 . TEMPO / Hilman Fathurrahman W
6 Fakta Kembang Api, Diciptakan Orang Tiongkok Hingga Berpotensi Sebabkan Kanker Paru-paru

Berawal dari Tiongkok, kembang api mendunia terutama saat perayaan tahun baru