TEMPO.CO, Jakarta - Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2018, sebanyak 643 ribu masyarakat Indonesia mengidap penyakit HIV. Untuk mengatasi masalah ini, para penyintas HIV ini melakukan berbagai pengobatan, salah satunya ialah mengkonsumsi obat herbal.
Benarkah obat herbal ampuh mengatasi HIV? Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono mengatakan bahwa tidak ada yang salah dari penggunaan obat herbal. “Kekayaan kita itu herbal. Jadi tidak masalah pakai obat herbal,” katanya dalam acara temu media di gedung Kementerian Kesehatan pada Rabu, 27 November 2019.
Meski demikian, perlu digarisbawahi bahwa penggunaan obat herbal tidak boleh menjadi first line drug atau obat utama dalam menyembuhkan HIV. Sebab, obat herbal tidak memiliki kekuatan yang setara dengan obat khusus HIV, yakni antiretroviral (ARV). “Kandungan dari dalam obat itu sudah dirancang untuk HIV. Jadi sebaiknya dahulukan ARV, baru obat herbal. Jangan juga meninggalkan ARV untuk yang herbal,” katanya.
Anung juga menjelaskan bahwa obat herbal tidak menjadi fokus utama dari pemerintah dalam mencegah dan mengobati HIV. Meski demikian, ia menegaskan jika pemerintah akan selalu berusaha untuk meneliti setiap obat herbal yang ada di Indonesia. “Nantinya kita harap (obat itu) bisa dikembangkan lagi untuk kesembuhan,” katanya.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA
Baca Juga: