Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Awas, Polusi Udara Bisa Tingkatkan Risiko Glaukoma

Reporter

image-gnews
Seorang pria menggunakan masker melewati polusi udara di New Delhi, 3 November 2019. REUTERS/Adnan Abidi
Seorang pria menggunakan masker melewati polusi udara di New Delhi, 3 November 2019. REUTERS/Adnan Abidi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Warga di kawasan dengan pencemaran udara kemungkinan lebih besar terkena glaukoma atau kondisi mata yang dapat menyebabkan kebutaan. Begitu menurut sebuah penelitian di UCL di Inggris.

Peneliti dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Investigative Ophthalmology & Visual Science itu menemukan risiko setidaknya enam persen lebih tinggi terkena glaukoma.

"Kami telah menemukan alasan lain mengapa polusi udara harus ditangani sebagai prioritas kesehatan masyarakat dan menghindari sumber polusi udara dapat bermanfaat bagi kesehatan mata bersama dengan masalah kesehatan lain," kata Profesor Paul Foster dari UCL Institute of Ophthalmology dan Moorfields Hospital, seperti dilansir Science Daily.

Glaukoma menyebabkan kebutaan yang tidak dapat diperbaiki dan menyerang lebih dari 60 juta orang di seluruh dunia. Kondisi ini paling sering terjadi akibat penumpukan tekanan dari cairan di mata, menyebabkan kerusakan pada saraf optik yang menghubungkan mata ke otak.

"Sebagian besar faktor risiko untuk glaukoma berada di luar kendali kita, seperti usia yang lebih tua atau genetika. Sangat menjanjikan, kami sekarang telah mengidentifikasi faktor risiko kedua untuk glaukoma," kata Foster.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peneliti melibatkan 111.370 peserta dalam kohor studi Biobank Inggris. Partisipan diminta menjalani tes mata pada 2006-2010 di lokasi di seluruh Inggris. Mereka ditanya apakah menderita glaukoma, lalu menjalani tes okular untuk mengukur tekanan intraokular dan pencitraan tomografi koherensi optik spektral-domain (pemindaian laser pada retina) untuk mengukur ketebalan makula mata mereka (area tengah retina). Tim peneliti menemukan, selain risiko terkena glaukoma, orang-orang yang tinggal di wilayah polusi udara memiliki retina yang lebih tipis.

"Polusi udara mungkin berkontribusi terhadap glaukoma karena penyempitan pembuluh darah, yang terkait dengan hubungan polusi udara dengan peningkatan risiko masalah jantung," ujar Dr. Sharon Chua dari UCL Institute of Ophthalmology and Moorfields Eye Hospital.

"Kemungkinan lain, partikel mungkin memiliki efek toksik langsung yang merusak sistem saraf dan berkontribusi terhadap peradangan," sambung penulis studi itu.

Studi ini menambah bukti sebelumnya yang menyatakan orang-orang di daerah perkotaan 50 persen lebih mungkin memiliki glaukoma daripada orang-orang di daerah perdesaan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

13 hari lalu

Warga lanjut usia memeriksakan matanya dalam pelayanan kesehatan gratis di Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (31/1). Pemeriksaan diberikan kepada kalangan warga lanjut usia kurang mampu untuk mencegah bertambahnya angka kebutaan di Indonesia, khususnya perkotaan. TEMPO/Tony Hartawan
4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

Setelah usia mencapai 40-an, risiko masalah mata pun meningkat dan perlu diwaspadai. Berikut empat masalah tersebut.


Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

20 hari lalu

Ilustrasi stroke. healthline.com
Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.


Guru Besar FKUI Sebut Kaitan Puasa Ramadan dan Upaya Mencegah Glaukoma

28 hari lalu

Visualisasi orang dengan glaukoma/JEC
Guru Besar FKUI Sebut Kaitan Puasa Ramadan dan Upaya Mencegah Glaukoma

Pakar sebut Puasa Ramadan jadi momen tepat menghindari glaukoma dengan mengurangi makanan manis pemicu diabetes.


JEC Group Edukasi Dini Bahaya Glaukoma

28 hari lalu

JEC Group Edukasi Dini Bahaya Glaukoma

Dalam rangka memperingati pekan glaukoma sedunia, JEC Group mengadakan diskusi media dengan tema "Gerakan Sadar Glaukoma: Guna Menyelamatkan Kualitas Hidup Kita"


Tak Hanya Ukur Tekanan Mata, Cegah Glaukoma Penyebab Kedisabilitasan Bisa Dideteksi

30 hari lalu

Ilustrasi Glaukoma. Wikipedia
Tak Hanya Ukur Tekanan Mata, Cegah Glaukoma Penyebab Kedisabilitasan Bisa Dideteksi

Salah satu faktor penyebab glaukoma sekunder adalah penyakit degeneratif.


Macam Faktor Risiko yang Memperparah Glaukoma

34 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. Shutterstock
Macam Faktor Risiko yang Memperparah Glaukoma

Dokter mata menyebut sejumlah faktor risiko yang dapat memperparah kondisi glaukoma, seperti faktor usia dan penyakit vaskular.


Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

35 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.


Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

35 hari lalu

Alat pemantau polusi udara Birulangit yang dipasang di Telkom University Bandung. Dok. Tel-U
Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)


Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

37 hari lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.


12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

38 hari lalu

Ilustrasi wanita bermata cokelat. Pixabay.com
12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Peringatan tersebut bertujuan untuk mengingatkan semua orang mengenai faktor risiko glaukoma dan melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara teratur.