Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ternyata, Janin pun Sudah Bisa Melihat. Ini Kata Peneliti

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Janin. dailymail.co.uk
Ilustrasi Janin. dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang trimester kedua, jauh sebelum mata bayi dapat melihat gambar, mereka dapat mendeteksi cahaya. Namun, sel-sel peka cahaya pada retina yang sedang berkembang itu bisa diibaratkan seperti saklar untuk mengatur keikutsertaan janin pada ritme kegiatan ibu selama 24 jam.

Para ilmuwan dari Universitas California, Berkeley, di Amerika Serikat telah menemukan bukti bahwa sel-sel sederhana ini benar-benar saling berbicara sebagai bagian dari jaringan yang saling berhubungan. Sel-sel ini juga memberikan retina lebih banyak kepekaan cahaya daripada yang dipikirkan sebelumnya, dan itu dapat meningkatkan pengaruh cahaya pada perilaku dan perkembangan otak dengan cara yang tidak terduga.

Di mata yang berkembang, mungkin 3 persen sel ganglion, yakni sel di retina yang mengirim pesan melalui saraf optik ke otak, sensitif terhadap cahaya. Hingga saat ini, para peneliti telah menemukan sekitar enam subtipe berbeda yang berkomunikasi dengan berbagai tempat di otak.

Beberapa berbicara dengan nukleus suprakiasmatik untuk menyetel jam internal ke siklus siang-malam. Yang lain mengirim sinyal ke area yang membuat pupil mata mengerut dalam cahaya terang.

Namun, yang lain terhubung dengan bidang mengejutkan, yakni perihabenula, yang mengatur suasana hati, dan amigdala, yang berhubungan dengan emosi. Pada tikus dan monyet, bukti terbaru menunjukkan bahwa sel-sel ganglion ini juga berbicara satu sama lain melalui sambungan listrik yang disebut gap junctions, menyiratkan jauh lebih banyak kerumitan pada tikus dan primata yang belum matang daripada yang dibayangkan.

"Mengingat beragamnya sel-sel ganglion ini dan bahwa mereka memproyeksikan ke berbagai bagian otak, itu membuat saya bertanya-tanya apakah mereka memainkan peran dalam bagaimana retina terhubung ke otak," kata Marla Feller, seorang profesor molekul UC Berkeley, seperti dilansir Science Daily.

Dia melanjutkan, sel-sel ganglion ini mungkin bukan untuk sirkuit visual tetapi untuk perilaku nonpenglihatan. Tidak hanya refleks cahaya pupil dan ritme sirkadian, tapi mungkin menjelaskan masalah seperti migrain yang disebabkan cahaya, atau mengapa terapi cahaya bekerja untuk depresi.

Sel-sel, yang disebut sel ganglion retina fotosensitif intrinsik (ipRGC), ditemukan pada 10 tahun yang lalu. Feller telah mempelajari retina yang berkembang selama hampir 20 tahun. Dia memainkan peran utama, bersama dengan mentornya, Carla Shatz dari Universitas Stanford, dalam menunjukkan bahwa aktivitas listrik spontan di mata selama pengembangan, yang disebut gelombang retina, sangat penting untuk mengatur jaringan otak yang benar untuk memproses gambar.

Sel-sel ipRGC tampaknya berfungsi secara paralel dengan gelombang retina spontan di retina yang sedang berkembang. "Kami mengira mereka (anak-anak tikus dan janin manusia) buta pada saat ini dalam perkembangan," kata Feller.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami berpikir bahwa sel-sel ganglion ada di sana di mata yang sedang berkembang, bahwa mereka terhubung ke otak, tetapi bahwa mereka tidak benar-benar terhubung dengan banyak sisa retina pada saat itu. Sekarang, ternyata mereka terhubung satu sama lain, yang merupakan hal yang mengejutkan, " lanjutnya.

Mahasiswa pascasarjana UC Berkeley Franklin Caval-Holme menggabungkan pencitraan dua-foton kalsium, perekaman listrik sel utuh, farmakologi, dan teknik anatomi untuk menunjukkan bahwa keenam jenis ipRGC di retina tikus yang baru lahir terhubung secara elektrik, melalui persimpangan celah, untuk membentuk retina jaringan yang ditemukan para peneliti tidak hanya mendeteksi cahaya, tetapi merespons intensitas cahaya, yang dapat bervariasi hampir satu miliar kali lipat.

Sirkuit gap junction sangat penting untuk sensitivitas cahaya pada beberapa subtipe ipRGC, tetapi tidak pada yang lain, memberikan jalan potensial untuk menentukan subtipe ipRGC mana yang memberikan sinyal untuk perilaku non-visual spesifik yang ditimbulkan oleh cahaya.

"Aversi terhadap cahaya, yang dikembangkan anak anjing sangat awal, tergantung pada intensitas, menunjukkan bahwa sirkuit saraf ini dapat terlibat dalam perilaku penghindaran cahaya," kata Caval-Holme.

"Kami tidak tahu mana dari subtipe ipRGC ini di retina neonatal yang benar-benar berkontribusi pada perilaku, sehingga akan sangat menarik untuk melihat peran apa yang dimiliki semua subtipe berbeda ini," tambahnya.

Para peneliti juga menemukan bukti bahwa rangkaian itu menyesuaikan diri dengan cara yang dapat beradaptasi dengan intensitas cahaya, yang mungkin memiliki peran penting dalam pengembangan, kata Feller.

"Di masa lalu, orang-orang menunjukkan bahwa sel-sel peka cahaya ini penting untuk hal-hal seperti perkembangan pembuluh darah di retina dan sinkronisasi cahaya ritme sirkadian, tetapi itu adalah semacam lampu on/off, saat Anda perlu cahaya atau tidak," ujar Feller.

"Mereka tampaknya benar-benar mencoba kode untuk berbagai intensitas cahaya, menyandikan informasi lebih banyak daripada yang orang pikirkan sebelumnya," tutur Feller.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

1 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

5 hari lalu

Penumpang Kapal Motor (KM) Dobonsolo menggunakan sepeda motor saat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu, 14 April 2024. Kementerian Perhubungan memberangkatkan peserta mudik gratis pada arus balik Lebaran 2024 dengan rincian sebanyak 1.705 orang penumpang dan 663 unit sepeda motor melalui jalur transportasi kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang tujuan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan menggunakan Kapal Pelni KM Dobonsolo. TEMPO/M Taufan Rengganis
Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

Cuaca di Indonesia selama periode arus balik mudik hingga sepekan mendatang masih dipengaruhi oleh dua gangguan cuaca skala sinoptik.


Peneliti BRIN Mendesain Kontainer 40 Kaki untuk Kapal Mini LNG

16 hari lalu

Desain Kontainer LNG BRIN (Dok. Humas BRIN)
Peneliti BRIN Mendesain Kontainer 40 Kaki untuk Kapal Mini LNG

Peneliti BRIN melakukan riset untuk mengembangkan kontainer ISO LNG untuk kapal pengangkut LNG mini.


Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

22 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

23 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

31 hari lalu

National Aeronautics and Space Administrationcode (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat menyoroti perubahan kawasan hutan di Kalimantan setelah adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN. Foto : NASA
Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.


Muhammadiyah Usul Meniadakan Sidang Isbat Awal Ramadan, Ini Tanggapan Peneliti BRIN

41 hari lalu

Sejumlah guru dan santri menyiapkan teleskop untuk memantau hilal di Masjid Al-Musyari'in, Jakarta Barat, Jumat, 1 April 2022. Pemantauan hilal tersebut guna menentukan awal Ramadhan 1443 Hijriah. Sementara untuk hasil Sidang Isbat penentuan awal Ramadhan akan diumumkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Muhammadiyah Usul Meniadakan Sidang Isbat Awal Ramadan, Ini Tanggapan Peneliti BRIN

Sidang isbat menjadi forum musyawarah para pihak, seperti pakar, ulama, dan ormas untuk membahas hisab dan rukyat.


Peneliti BRIN Temukan Kepiting Tiga Warna di Gunung Kelam Kalimantan Barat

41 hari lalu

Foto kepiting tiga warna Lepidothelphusa jenis baru dengan nama Lepidothelphusa menneri yang ditemukan di Gunung Kelam, Kalimantan Barat. Dok. Humas BRIN
Peneliti BRIN Temukan Kepiting Tiga Warna di Gunung Kelam Kalimantan Barat

Kepiting tiga warna ini hidup di tepi anak sungai yang dangkal dengan substrat kerikil dan batu.


Peneliti BRIN: Kriteria Baru MABIMS Berpengaruh pada Penentuan Awal Ramadan

42 hari lalu

Sejumlah astronom memindahkan peralatan saat hujan turun dalam pengamatan hilal di halaman observatorium Al Biruni di Kampus Unisba, Bandung, Jawa Barat, 22 Maret 2023. Kementerian Agama menyatakan secara astronomis posisi hilal di Indonesia sudah memenuhi kriteria hingga awal Ramadan 1444 diperkirakan jatuh pada 23 Maret 2023. TEMPO/Prima mulia
Peneliti BRIN: Kriteria Baru MABIMS Berpengaruh pada Penentuan Awal Ramadan

Perbedaan awal bulan hijriah seperti Ramadan karena perbedaan kriteria hilal.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

45 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung