TEMPO.CO, Jakarta - Kemajuan teknologi mengubah model bisnis tradisional dan akan terjadi setiap hari dengan kecepatan yang belum pernah ada sebelumnya. Agar dapat berkembang di era revolusi, perusahaan perlu proaktif dalam mempelajari keterampilan baru, beradaptasi dengan aplikasi baru, mengoperasikan mesin-mesin baru dengan teknologi tinggi, menciptakan produk dan layanan yang inovatif, dan akhirnya mengadopsi teknologi baru.
Dengan kata lain, perusahaan harus memiliki budaya belajar atau secara harfiah sebuah perusahaan harus memiliki prinsip "Tidak pernah berhenti belajar". Ada banyak alasan mengapa budaya belajar sangat penting untuk sebuah perusahaan. Jobstreet.com mencoba mengungkapkan beberapa alasannya.
Strategi bisnis yang baik
Menurut definisi, budaya belajar adalah budaya yang mendorong karyawan untuk terus memperluas pengetahuan, keterampilan, kompetensi, dan tingkat kinerja. Penelitian yang dilakukan oleh Bersin & Associates membuktikan bahwa ada korelasi positif antara budaya belajar dengan kinerja bisnis. Dalam penelitiannya, perusahaan dengan budaya belajar mengalami peningkatan 46 persen secara keseluruhan dalam hasil bisnisnya.
Dapat bertahan dari perubahan tren bisnis
Ada ketakutan karyawan mereka akan diambil alih oleh mesin, baik di pabrik maupun di perkantoran. Namun, teknologi juga menciptakan lapangan kerja baru.
Kebiasaan belajar akan mendorong karyawan untuk menguasai keterampilan baru yang mendukung pekerjaan yang bersifat otomatis, membantu mereka beradaptasi terhadap tantangan yang mengubah lingkungan kerja dan memanfaatkan kesempatan baru yang muncul.
Meningkatkan kesetiaan karyawan
Karyawan akan merasa dihargai jika perusahaan berinvestasi dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka dengan selalu memberikan kesempatan belajar yang diperlukan secara terus-menerus. Faktanya, karyawan-karyawan terbaik yang mempunyai keinginan kuat untuk membuat perbedaan, seperti generasi milenial dan Z, dan untuk mengembangkan karier mereka dengan cepat akan secara alami tertarik pada budaya belajar yang dikembangkan.
Meningkatkan produktivitas
Penelitian Bersin & Associates menemukan bahwa 37 persen karyawan lebih produktif daripada rekan yang tidak mempunyai budaya belajar. Tenaga kerja produktif yang terus-menerus belajar dan berinovasi dapat mengungguli pesaing, menciptakan keuntungan yang kompetitif untuk bisnis. Semua ini berarti sebuah peningkatan kembalinya investasi perusahaan.
Mengembangkan moral dan motivasi
Bagi beberapa karyawan, motivasi lebih penting daripada gaji bulanan. Motivasi bisa jadi satu-satunya tujuan yang membuat mereka terus bekerja. Karyawan yang termotivasi lebih bergairah dalam pekerjaan dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi anggota tim, menciptakan tim yang lebih produktif di mana mereka bekerja bersama untuk tujuan yang sama, yang akan menguntungkan mereka dan perusahaan.
Meningkatkan kepuasan pelanggan
Penelitian Bersin & Associates mengungkapkan bahwa perusahaan yang memiliki budaya belajar, karyawannya cenderung merespon pelanggan dengan lebih cepat sehingga menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan. Tenaga kerja yang berkembang berpegang teguh terhadap pencapaian personal sehingga mereka secara alami menerima tanggung jawab yang lebih besar dan memberikan hasil terbaik terutama kepada pelanggan mereka.
Menciptakan inovasi
Karyawan dengan budaya belajar senantiasa mencari cara baru untuk memperbaiki tugas dan memberikan produk dan layanan lebih cepat. Mereka sadar akan teknologi terbaru yang bisa membantu mempercepat pekerjaan dan mencapai hasil yang lebih positif.
Sebenarnya, kesediaan untuk belajar memberi mereka kemampuan untuk menciptakan produk, layanan, dan proses yang lebih baik. Mereka memiliki potensi untuk menjadi yang pertama dalam memasarkan solusi inovasi baru.
Membantu menyukseskan rencana
Lingkungan tempat kerja saat ini tidak dapat diprediksi. Menanamkan kemampuan kepemimpinan di setiap tingkat organisasi dapat membantu menyukseskan rencana, terutama saat menghadapi perubahan. Budaya belajar tidak lagi berfokus pada satu individu untuk memimpin tapi juga karyawan berkualitas lain yang dapat mengambil alih peran pemimpin saat diperlukan.
Banyak industri mengalami perubahan yang cepat karena teknologi baru, globalisasi, dan inovasi. Pemimpin yang cerdas tahu bahwa budaya belajar membantu mengurangi risiko perusahaan dan bertindak sebagai elemen penting untuk bergerak maju seiring dengan lingkungan kerja yang selalu berubah saat ini.