Kemudian, Anda juga turut berkontribusi mencegah kemungkinan persebaran virus kepada orang lain, terutama pasangan. Meski demikian, begitu terdiagnosis, Anda tidak harus segera memberitahu kondisi Anda kepada semua orang. Ambil waktu dan bersikaplah selektif dalam menentukan siapa yang perlu tahu situasi Anda.
Ada baiknya Anda mulai memberi tahu orang terdekat dan yang paling Anda percaya terlebih dahulu seperti pasangan. Ketahui alasan kuat kenapa Anda perlu memberitahukan kondisi Anda ke orang tersebut. Anda pun perlu bersiap untuk reaksi terkejut atau bahkan reaksi buruk yang mungkin Anda terima. Lengkapi diri dengan informasi lebih dalam tentang HIV. Orang yang Anda beritahu mungkin akan menanyakan beberapa hal tentang penyakit Anda.
Tidak sekadar memberitahu, Anda mungkin ingin menyampaikan rencana pengobatan dan beberapa perubahan yang perlu dilakukan untuk menangani HIV. Jika memutuskan untuk bicara pada atasan, sertakan surat keterangan dari dokter dan informasikan apakah kondisi Anda akan berpengaruh pada pekerjaan Anda. Pada beberapa kasus, menginformasikan kondisi Anda bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan. Misalnya pada pengelola asuransi kesehatan dan jiwa.
2. Menyadari Konsekuensi dan Mengurangi Risiko
Mengidap HIV membuat Anda tidak lagi dapat melakukan beberapa hal seperti mendonorkan darah. Selain menjaga kesehatan diri, Anda berkewajiban untuk tidak menularkan HIV kepada orang lain.
HIV menyebar melalui cairan tubuh seperti air mani, darah, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI). Penularan virus ini paling umum terjadi dalam hubungan seksual tanpa proteksi, sehingga menggunakan kondom menjadi salah satu solusi untuk mengurangi risiko penularan pada pasangan Anda. Selain itu, seorang ibu berisiko meneruskan virus melalui kandungan, saat proses persalinan, atau melalui pemberian ASI. Tapi dengan langkah pengobatan yang ada, seorang wanita bisa hamil dan bersalin tanpa menularkan HIV ke anaknya.
Berbagi alat perlengkapan menyuntik dapat meningkatkan risiko penyebaran karena peralihan darah yang mengandung HIV. Hindari juga berbagi alat suntik untuk konsumsi obat-obatan.
3. Mencari Dukungan
Anda tidak sendiri. Menurut data UNAIDS 2015, terdapat sekitar 690 ribu ODHIV di Indonesia. Selain dengan paramedis dan kerabat dekat, Anda dapat berbagi informasi dengan sesama ODHIV untuk mendapatkan dukungan dan penanganan yang tepat. Anda dapat bergabung dengan Komunitas AIDS Indonesia dan menemukan institusi yang memberikan tes dan pelayanan bagi ODHIV di kota Anda. Forum tentang berbagai informasi seputar HIV juga dapat diakses di Yayasan Spiritia.