Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Biasa Menyontek waktu Sekolah, Awas Terbawa sampai Bekerja

Reporter

image-gnews
Ilustrasi rapat karyawan. shutterstock.com
Ilustrasi rapat karyawan. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian di Universitas Negeri California dan Universitas Negeri San Francisco di Amerika Serikat menemukan kebiasaan siswa menyontek di sekolah kemungkinan besar akan terbawa ke dalam karir mereka di kemudian hari.

"Jika siswa memiliki sikap ini ketika di sekolah, bahwa tidak apa-apa untuk menyontek di sekolah, sikap itu sayangnya akan terbawa ke ruang rapat perusahaan," kata Foo Nin Ho, salah satu penulis penelitian, dilansir Science Daily.

Studi ini membahas dua pertanyaan, yakni jika siswa mentolerir kecurangan di kelas, apakah mereka juga akan mentolerir perilaku tidak etis dalam karier? Dan apa yang membentuk sikap ini?

Bagian dari tujuan para peneliti di balik penelitian ini adalah memberikan pendidik wawasan tentang apa yang terjadi di kelas sehingga mereka dapat mengubah perilaku siswa. Penelitian ini melibatkan hampir 250 mahasiswa pemasaran dari kedua universitas tersebut.

Mahasiswa diminta untuk menanggapi pernyataan tentang kecurangan dan etika seperti menyontek untuk bertanya kepada mahasiswa lain apa yang sedang diuji dan di dalam sebuah perusahaan bisnis, tujuan membenarkan cara. Mereka diminta untuk memilih tanggapan sepanjang skala yang berkisar dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju.

Survei menemukan bahwa mahasiswa yang lebih toleran terhadap kecurangan di ruang kelas juga menunjukkan keterbukaan terhadap perilaku tidak etis di tempat kerja. Para penulis kemudian melangkah lebih jauh dan menemukan kekuatan yang mempengaruhi sikap-sikap ini.

Ho dan kolaboratornya membuat model penelitian pada yang lebih tua tentang kecurangan dan perilaku etis. Satu penelitian sebelumnya tentang pengambilan keputusan etis mengidentifikasi dua sifat, individualisme dan kolektivisme, sebagai faktor budaya terbesar dalam menentukan bagaimana orang menyelesaikan konflik dengan cara yang saling menguntungkan sehingga mereka memutuskan untuk mengukur apakah menjadi individualis atau kolektivis menyebabkan siswa menjadi lebih atau kurang toleran terhadap kecurangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang berorientasi kelompok atau kolektivis, memiliki sikap yang lebih toleran terhadap kecurangan daripada teman sekelas mereka yang lebih individualistis. Kolektivis ingin mempertahankan kohesi kelompok sehingga mereka cenderung baik-baik saja dengan perilaku tidak etis, kata Brodowsky.

"Untuk menyelamatkan muka, mereka mungkin mengandalkan kecurangan untuk memastikan semua baik-baik saja. Mereka juga tidak akan saling mengadu karena itu akan membuat orang terlihat buruk," jelasnya.

Brodowsky memberikan contoh bagaimana ini bisa dimainkan di kelas. Beberapa siswa menghadapi tekanan besar dari keluarga untuk berhasil di perguruan tinggi sehingga para siswa dapat terlibat dalam kecurangan untuk menghindari rasa malu karena gagal. Tapi, Ho dan Brodowsky dengan cepat menunjukkan bahwa hanya dari budaya kolektivis atau individualistis tidak mendefinisikan siapa siswa itu.

"Hanya karena seorang siswa adalah bagian dari satu budaya tidak berarti mereka akan lebih toleran terhadap kecurangan," tambah Ho.

Memahami kekuatan budaya di tempat kerja dapat membantu para profesor mengembangkan cara-cara yang sensitif secara budaya untuk meminimalkan perilaku tidak etis ini di ruang kelas mereka.

"Sebagai profesor, kita perlu mengatur nada dan mengatakan, 'Ini yang tidak dihargai di kelas' dan melatih siswa mengikuti perilaku etis mengarah pada hasil yang lebih baik," kata Brodowsky. "Jadi ketika lulus dan bekerja untuk perusahaan, mereka akan lebih siap untuk mengevaluasi situasi itu."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kembalikan Tas Berisi Rp 100 Juta kepada Pemudik, Aiptu Supriyanto Dapat Penghargaan Sekolah Perwira

2 hari lalu

Anggota Polres Lampung Tengah Aiptu Supriyanto lakukan aksi terpuji dengan mengembalikan uang senilai Rp 100 juta milik pemudik yang tertinggal di rest area. Foto: Humas Polri
Kembalikan Tas Berisi Rp 100 Juta kepada Pemudik, Aiptu Supriyanto Dapat Penghargaan Sekolah Perwira

Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika memberikan penghargaan berupa kesempatan sekolah perwira kepada anggota Polres Lampung Tengah Aiptu Supriyanto.


Tips Persiapkan Diri Bekerja di Perusahaan Terbaik

3 hari lalu

Ilustrasi wawancara kerja. shutterstock.com
Tips Persiapkan Diri Bekerja di Perusahaan Terbaik

Berikut saran buat yang sedang mempersiapkan diri untuk membangun karir di perusahaan terbaik, baik domestik maupun internasional.


Penembakan Massal di Finlandia, Satu Tewas dan Dua Luka Serius

17 hari lalu

Ilustrasi penembakan. dentistry.co.uk
Penembakan Massal di Finlandia, Satu Tewas dan Dua Luka Serius

Kementerian Pendidikan Finlandia terkejut dengan peristiwa penembakan massal di sebuah sekolah di Vantaa, Finlandia


Peserta SNBP 2024 Lolos ke Unpad Datang dari 1.000 Lebih Sekolah

24 hari lalu

Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Doc: Unpad.
Peserta SNBP 2024 Lolos ke Unpad Datang dari 1.000 Lebih Sekolah

Terima lebih dari 31 ribu pendaftar, Unpad jadi PTN kelima terbanyak yang dituju peserta SNBP 2024


Belasan Ribu Siswa Tak Bisa Sekolah Akibat Banjir di Demak

29 hari lalu

Seorang kakek digendong anaknya melintasi banjir untuk mengikuti pengajian di Masjid Agung Demak di kawasan alun alun kota, Selasa, 19 Maret 2024. Banjir telah merendam 11 kecamatan di Kabupaten Demak, akibat 6 tanggul sungai jebol tidak kuat menahan derasnya arus sungai. Tempo/ Budi Purwanto
Belasan Ribu Siswa Tak Bisa Sekolah Akibat Banjir di Demak

Sebanyak 330 sekolah dari tingkat TK hingga SMP terdampak bencana banjir yang melanda Kabupaten Demak. Dinas Pendidikan meminta siswa belajar daring.


Geng Kriminal Bersenjata di Nigeria Menculik 100 Orang

31 hari lalu

Seorang wanita terlihat dengan poster presiden Nigeria Muhammadu Buhari, ketika kerabat korban penculikan kereta api Kaduna berunjuk rasa di Abuja, Nigeria 25 Juli , 2022. REUTERS/Afolabi Sotunde/File Foto
Geng Kriminal Bersenjata di Nigeria Menculik 100 Orang

Aksi penculikan massal ini dilakukan oleh geng kriminal bersenjata yang menuntut uang tebusan.


Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

38 hari lalu

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).


Menteri Airlangga Terus Lanjutkan Simulasi Makan Siang Gratis: Giliran di Merauke Gerakan Makan Ikan

42 hari lalu

Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto meninjau simulasi  program nasional Siswa Indonesia Sehat, Terampil dan Sejahtera (SISTARA) di SMPN 2 Curug Kabupaten Tangerang, Kamis, 29 Februari 2024. Dokumentasi Sekretariat Daerah Kabupaten Tangerang.
Menteri Airlangga Terus Lanjutkan Simulasi Makan Siang Gratis: Giliran di Merauke Gerakan Makan Ikan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan simulasi program makan siang gratis akan terus dilakukan di sejumlah sekolah.


Sekolah Diberi Batas Waktu 2-3 Tahun Terapkan Kurikulum Merdeka

44 hari lalu

Sejumlah siswa menampilkan tarian mandau Dayak Kalteng usai mengikuti upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di SMPN 1 Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa 2 Mei 2023. Kegiatan peringatan Hardiknas yang diikuti ratusan siswa dan guru di kota itu mengusung tema
Sekolah Diberi Batas Waktu 2-3 Tahun Terapkan Kurikulum Merdeka

Kementerian akan segera membuat Peraturan Mendikbudristek untuk menetapkan Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum nasional di 2024.


Bakal Digunakan untuk Program Makan Siang Gratis, Apa Saja Larangan Peruntukan Dana BOS?

45 hari lalu

Sejumlah siswa menunjukkan makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis 29 Februari 2024. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meyediakan 162 porsi dengan empat macam menu makanan sehat senilai Rp15 ribu per porsi pada simulasi program makan siang gratis itu. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Bakal Digunakan untuk Program Makan Siang Gratis, Apa Saja Larangan Peruntukan Dana BOS?

Airlangga Hartarto mengungkapkan dana BOS akan menjadi sumber dana program makan siang gratis Prabowo-Gibran.