TEMPO.CO, Jakarta - Kasus Luar Biasa (KLB) Hepatitis A kembali terjadi di Indonesia. Setelah sebelumnya diderita di Pacitan, kini kota Depok pun mengalami kejadian serupa.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Dirjen P2P Kemenkes), Anung Sugihantono, mengatakan sebanyak 262 pelajar di SMPN 2 Depok terindikasi hepatitis A.
“Yang 171 sudah positif hepatitis A dan sisanya masih dalam tahap gejala,” katanya dalam acara Media Briefing di kantor Kementerian Kesehatan pada Rabu, 4 November 2019.
Menurut Anung, penyebaran virus hepatitis A tidak dibawa dari kota Depok, melainkan Bogor. Berdasarkan penyelidikan, ini dimulai dari seorang pesuruh di sekolah tersebut. Ia kebetulan warga Bogor yang bekerja sebagai pembersih toilet dan juga berjualan di kantin sekolah.
“Jadi virusnya bukan dari Depok tapi dari Bogor dibawa oleh OB,” ungkapnya.
Sebagai bentuk kewaspadaan, khususnya bagi masyarakat di Depok dan daerah sekitar, Anung pun mengingatkan agar selalu memperhatikan kebersihan. Misalnya, setelah pergi ke toilet, sangat disarankan untuk mencuci tangan.
“Jika ingin mengonsumsi sayur, maka sayuran harus dicuci dulu dengan benar,” ingatnya.
Dalam mengatasi masalah ini pula Anung mengatakan pemerintah tidak memberikan dukungan dari segi logistik sebab hepatitis A tidak membutuhkan penanganan khusus.
“Cukup imbauan saja karena hepatitis A bisa sembuh dengan gaya hidup baik dan istirahat cukup,” tegasnya.