TEMPO.CO, Jakarta - Sunat atau khitan penting dilakukan pada laki-laki sebab ditujukan sebagai kebutuhan akil balig dan untuk menjaga kesehatan organ vital. Namun dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, teknik sunat pun menjadi beragam.
Ada dorsumsisi (metode konvensional yang dilakukan dengan mengiris kulup melingkar hingga terlepas menggunakan gunting atau pisau bedah), laser (pemotongan kulit kulup penis dilakukan dengan logam yang dialiri listrik), hingga klem (tabung plastik khusus dengan ukuran berbeda-beda sesuai ukuran penis dipasang dan kulit kulup dipotong melingkar dengan pisau bedah).
Dengan ketiga jenis tersebut, manakah yang paling aman dan baik dilakukan? Menurut spesialis urologi Rumah Sakit Universitas Indonesia Depok, Dyandra Parikesit, yang terbaik adalah dorsumsisi sebab setiap tahapan pemotongan akan terlihat jelas.
“Kalau laser atau klem itu dijepit, potong dan selesai. Sedangkan dorsumsisi kalau ada pendarahan ya dikontrol, kalau harus dijahit ya dijahit,” katanya.
Dyandra juga menambahkan bahwa risiko dari dorsumsisi lebih minim dibandingkan laser dan klem di mana infeksi terjadi lebih kecil dan pendarahan tidak akan lama dialami.
“Begitu kulit kukupnya diambil, dorsumsisi cepat sembuhnya daripada laser dan klem yang membutuhkan perawatan lebih lama karena kalau laser dan klem tidak mendapat perhatian, dikhawatirkan penis menutup kembali,” ungkapnya.
Dari segi biaya, tentu cara konvensional seperti dorsumsisi lebih murah daripada menggunakan teknologi seperti laser dan klem.
“Harganya variatif, tergantung di mana tindakan dilakukan. Tapi secara garis besar, dorsumsisi paling murah. Setelahnya klem dan yang paling mahal laser,” tegasnya.