TEMPO.CO, Jakarta - Wabah hepatitis A di Depok dan Bogor semakin mengkhawatirkan. Hingga 3 Desember 2019, sudah ada 262 kasus Hepatitis A yang menyebar di masyarakat.
Medical editor SehatQ, Anandika Pawitri menyampaikan bahwa setelah penyebab awal wabah ini diketahui, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mencegah penyebaran wabah lebih lanjut. "Untuk mencegah penularan hepatitis A kuncinya adalah kebersihan," katanya.
Supaya virus hepatitisnya tidak menyebar lebih luas lagi, Anandika menyarankan keluarga yang satu rumah dengan penderita atau yang tinggal di sekitar area wabah harus benar-benar memperhatikan kebersihan makanannya. Mencuci bersih makanan sebelum dimasak, serta alat makan setelah digunakan adalah langkah pertama.
Selain itu, kebersihan orang yang positif hepatitis A juga benar-benar harus dijaga. Biasakan mereka untuk selalu cuci tangan dan bersih-bersih yang benar setelah buang air. "Hepatitis A, jika dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya sebenarnya terhitung cukup ringan. Namun, penyebarannya memang sangat cepat. Jadi, harus dicegah sesegera mungkin," tutupnya.
Penyebab hepatitis A adalah virus. Virus ini menimbulkan penyakit dengan menginfeksi sel-sel di hati dan menyebabkan inflamasi atau peradangan di organ ini. Kondisi tersebut kemudian akan membuat fungsi hati menjadi terganggu, dan menyebabkan timbulnya tanda dan gejala hepatitis A.
Baca Juga:
Pada kasus baru-baru ini, wabah hepatitis A terjadi di sebuah sekolah. Sekolah memang tempat yang rawan terhadap penularan penyakit ini, terlebih jika penjual makanan yang ada di sekitar sekolah, ternyata adalah pengidap hepatitis A. Virus penyebab hepatitis A bisa tersebar melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi. Kontaminasi bisa terjadi saat penjual makanan tersebut tidak bersih dalam menyiapkan dagangannya.
Misalnya, ada satu orang penjual makanan yang ternyata positif terinfeksi virus ini. Lalu, orang tersebut tidak mencuci tangannya dengan bersih setelah buang air besar dan langsung menggunakan tangan tersebut untuk mengolah dan menyiapkan makanan yang dijualnya. Maka, virus yang terdapat di fesesnya bisa berpindah ke tangan, lalu ke makanan.
Jika makanan yang telah terkontaminasi dikonsumsi oleh anak-anak di sekolah tersebut, maka penularan hepatitis A akan terjadi secara cepat. Jajanan di sekitar sekolah yang mengandung kerang, juga sebaiknya dihindari. Sebab, kerang sangat mudah terkontaminasi kotoran dan bakteri maupun virus penyebab penyakit, termasuk hepatitis A. Hal ini tentu berlaku untuk olahan kerang yang tidak bersih dan tidak tepat.
Gejala hepatitis A, sebenarnya hampir mirip dengan gejala flu, yaitu demam, nyeri badan dan lemas. Namun, penyakit ini secara khas juga akan membuat penderitanya terlihat kuning (jaundice) di kulit dan bagian putih mata, fesesnya berwarna pucat, dan urinenya berwarna gelap.
Gejala-gejala di ataslah yang umumnya akan menjadi sasaran perawatan hepatitis A. Sebab, tidak ada prosedur pasti dalam perawatan penyakit ini. Hepatitis A adalah infeksi virus jangka pendek yang bisa hilang dengan sendirinya. Untuk meredakan gejalanya, dokter biasanya akan meminta agar masyarakat banyak istirahat, sering minum air putih, konsumsi makanan bergizi. Dokter juga dapat meresepkan obat untuk meredakan gejala yang ada. Penderita hepatitis A harus rutin kontrol menemui dokter, sampai infeksi benar-benar reda. Apabila dalam 6 bulan, gejala penyakit ini tidak juga reda, maka periksakan kembali kondisi tubuh ke dokter.
Berbeda dari hepatitis jenis lainnya, hepatitis A tidak menyebabkan kerusakan hati jangka panjang. Penyakit ini, juga tidak akan berkembang menjadi kondisi yang kronis. Meski begitu, pada beberapa orang, komplikasi seperti gagal hati juga bisa muncul.