Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anak Depresi, Ini yang Perlu Orang Tua Lakukan

Reporter

image-gnews
Ilustrasi anak depresi/murung. Shutterstock.com
Ilustrasi anak depresi/murung. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun dapat mengalami depresi. Orang tua dan pengasuh harus memperhatikan kondisi ini dengan serius.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat, 3,2 persen anak-anak berusia 3-17 tahun memiliki diagnosis depresi. Sebuah analisis pada 2018 menekankan bahwa depresi kurang terdiagnosis pada anak-anak dan bahwa hanya 50 persen remaja yang mengalami depresi menerima diagnosis sebelum dewasa. Tingkat bunuh diri telah meningkat selama 2 dekade terakhir, termasuk di antara anak-anak.

Penting untuk dicatat bahwa gejala depresi juga dapat diobati, terutama ketika seorang anak mendapat dukungan yang memadai dari pengasuh yang penuh kasih. Anak-anak dengan depresi mungkin merasa sedih atau putus asa. Namun, depresi lebih dari sekadar kesedihan. Ini dapat mempengaruhi banyak aspek perilaku atau suasana hati anak.

Anak-anak kecil mungkin mengeluh gejala fisik, seperti sering sakit perut, bukannya sakit emosional. Mereka juga mungkin takut berpisah dari orang tua, mengembangkan masalah perilaku, atau tampak gelisah.

Beberapa gejala lain dari depresi masa kecil antara lain kehilangan minat dalam aktivitas yang pernah dinikmati anak, menarik diri dari lingkungan, motivasi rendah, perubahan kebiasaan tidur, seperti tidur sangat sedikit atau terlalu banyak, perubahan kebiasaan makan, seperti makan berlebihan atau kurang.

Anda juga harus mewaspadai jika anak berbicara tentang bunuh diri, merasa putus asa, tingkat percaya diri rendah, mengalami kesulitan berkonsentrasi, atau mengalami masalah yang buruk di sekolah dengan temannya. Lantas apa yang perlu dilakukan orang tua?

Perlu digarisbawahi, depresi adalah penyakit yang kompleks dengan penyebab biologis, psikologis, dan sosial. Ini berarti banyak faktor yang berkontribusi terhadap depresi, antara lain genetika perubahan dalam kimia otak, kepribadian faktor lingkungan seperti trauma dan stres.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tidak ada cara untuk memprediksi siapa yang akan atau tidak akan mengalami depresi. Beberapa anak dengan banyak faktor risiko tidak pernah mengalami depresi, sementara yang lain dengan sedikit atau tidak ada faktor risiko.

Orang tua dan pengasuh mungkin khawatir mereka menyebabkan depresi anak atau percaya mereka dapat menyembuhkannya dengan cinta atau disiplin. Depresi adalah penyakit yang kompleks dan jarang memiliki satu penyebab.

Orang yang dicintai tidak dapat menyembuhkan depresi anak, sama seperti tidak dapat menyembuhkan kondisi fisik, misalnya diabetes. Sebagai gantinya, orang tua harus fokus pada membangun lingkungan yang mendukung di mana anak dapat pulih.

Anda dapat berdiskusi tentang perawatan psikis dengan anak sehingga mereka merasa terlibat. Dorong mereka untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan sebanyak mungkin. Tanyakan kepada anak tentang efek samping dari pengobatan dan bekerja bersama mereka untuk menemukan perawatan yang efektif.

Ajak anak untuk berbicara tentang perasaan dan mendengarkan tanpa menghakimi. Selain itu, ciptakan kehidupan rumah yang stabil dan seaman mungkin. Selanjutnya, minimalkan konflik antara orang dewasa dan anggota keluarga lain, dan bekerja untuk membantu anak mengelola trauma baru-baru ini. Tak kalah penting, didik anggota keluarga lain tentang depresi sehingga mereka dapat menawarkan dukungan dan bantuan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

21 jam lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

5 hari lalu

Aurelie Moeremans saat melakukan upacara melukat. Foto: Instagram.
Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

5 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

7 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.


Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

7 hari lalu

Perdana Menteri Isael, Benjamin Netanyahu dan Pemimpin group Hamas, Ismail Haniyeh. REUTERS/Ronen Zvulun dan Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

Pasukan Israel membunuh tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Gaza tanpa berkonsultasi dengan PM Benyamin Netanyahu


Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

9 hari lalu

Ilustrasi keluarga. Freepik.com/Lifestylememory
Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.


Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

11 hari lalu

Sebuah potret Kim Jong-hyun, yang lebih dikenal dengan nama panggung Jonghyun SHINee, terlihat di sebuah rumah sakit di Seoul, Korea Selatan,  19 Desember 2017. Penyanyi utama dari boy band ini mati diduga bunuh diri. AP
Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

Kematian tragis Jonghyun SHINee telah memunculkan perbincangan baru di Korea Selatan tentang tekanan yang berat yang diberikan oleh industri hiburan.


Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

11 hari lalu

Ilustrasi Baby Sister / pengasuh anak / penjaga anak yang galak. youtube.com
Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

Psikolog menyarankan selain menitipkan pada orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, perhatikan ini saat menyerahkan tugas mengasuh anak.


Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

11 hari lalu

Kim Jonghyun, personel grup SHINee ditemukan tewas tak bernyawa di apartemennya di kawasan Cheongdamdong. Jonghyun memutuskan mengakhiri hidupnya dengan menghirup gas kriket batubara. Instagram/@kjonghyun.018
Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

Salah satu anggota SHINee, Kim Jonghyun ditemukan tewas di apartemennya pada 18 Desember 2017 karena menghirup karbonmonoksida


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

12 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?