TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang menginterpretasikan kesetiaan hanya sebatas pada hubungan romansa dan keintiman semata. Namun, penelitian menyebutkan ketidakjujuran dalam urusan keuangan pun sama buruknya dengan ketidaksetiaan dalam hubungan percintaan antara suami istri.
Hal ini melibatkan ketidaksepahaman antara dua belah pihak yang menyebabkan ancaman atas kebahagiaan dan kedamaian yang dulunya pernah dibangun antarpasangan. Lalu bagaimana melacak ketidakjujuran dalam hal finansial? Apakah menyembunyikan gaji atau utang adalah bagian dari ketidakjujuran?
Penulis dari IU Kelley School of Business, menyebutkan segala perilaku finansial yang kemungkinan akan ditolak oleh satu belah pihak kemungkinan besar adalah bentuk dari ketidakjujuran dalam hal finansial.
“Ketidaksetiaan finansial memiliki potensi yang berbahaya pada kesehatan hubungan, sama seperti konflik uang yang seringkali menjadi alasan untuk perceraian,” ujar penulis Jenny Olson dari universitas tersebut, dikutip dari Times of India.
Memberikan salah satu pihak tugasnya dalam mengatur keuangan adalah bagian dari hubungan yang sehat sehingga pasangan harus sadar mengenai konsekuensi yang harus ia terima jika tidak melaksanakan tugas tersebut dengan baik. Ketidakjujuran finansial tidak sama dengan konsumsi rahasia, karena barang atau jasa yang dibeli tanpa disetujui salah satu pihak mungkin saja adalah uang tambahan.
“Pemahaman mengenai ketidaksetiaan dan ketidakjujuran di sisi keuangan bisa dijelaskan oleh terapis klinis, konselor hubungan, atau mereka yang pakar dalam menjelaskan kebiasaan dalam mengonsumsi," tambahnya.