Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Stunting Ancam Ketahanan Bangsa, Ini Kata Guru Besar FKUI

Reporter

image-gnews
Ilustrasi stunting. freepik.com
Ilustrasi stunting. freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Stunting masih menjadi masalah pada anak-anak yang mendapat perhatian banyak pihak di Indonesia. Stunting adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan perawakan pendek, yaitu panjang atau tinggi badan menurut umur di bawah – 2 simpang baku grafik pertumbuhan linear, yang disebabkan oleh malnutrisi kronis. Malnutrisi kronis dapat disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak adekuat dan atau kebutuhan nutrisi yang meningkat.

"Asupan nutrisi yang tidak adekuat dapat disebabkan oleh ketidaktahuan orangtua tentang pola makan bayi dan batita yang benar, ketidak tersediaan pangan karena kemiskinan atau penelantaran anak," ujar Prof Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K) pada pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Ilmu Kesehatan Anak di Aula Imeri Kampus Salemba, 18 Desember 2019.

Damayanti menyatakan kebutuhan nutrisi yang meningkat dapat disebabkan oleh penyakit dan dapat dicegah dengan imunisasi, ketersediaan fasilitas air bersih, MCK serta kebiasaan mencuci tangan dengan benar, serta pemberian Pangan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK).

Masalah stunting menurutnya adalah permasalahan yang sangat penting dalam konteks ketahanan bangsa. Asupan nutrisi yang tidak adekuat yang terjadi pada masa kritis perkembangan otak yaitu di 1000 Hari Pertama Kehidupan akan menurunkan kemampuan kognitif seorang anak dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular misalnya obesitas, diabetes, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan lainnya dikemudian hari.

Kemudian, untuk jangka panjang bayi yang mengalami gizi kurang atau gizi buruk memperlihatkan bahwa 65 persen mempunyai IQ dibawah 90 yang berdampak penurunan kemampuan bersekolah menjadi hanya sekitar 7 tahun.

Prof Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K) pada pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Ilmu Kesehatan Anak di Aula Imeri Kampus Salemba, Rabu (18/12/2019). (Dok. FKUI)

Dalam penelitiannya di Pandeglang, Banten, beberapa waktu lalu Damayanti dan timnya melakukan pemeriksaan fungsi kognitif pada 53 batita stunting yang menunjukkan bahwa 71 persen berada di bawah rata-rata untuk usianya. Data statistik memperlihatkan bahwa lama sekolah kurang dari delapan tahun berkorelasi dengan lebih dari 40 persen kemiskinan yang ekstrem (extreme poverty).

"Prevalensi stunting pada balita di Indonesia yang berkisar pada 37-38 persen berdasarkan hasil Riskesdas 2007-2013 menyiratkan kemungkinan besar terjadinya tragedi demografi generasi Z, di saat negara lain mendulang bonus demografi di usia produktif," ujarnya lewat rilis yang diterima Tempo.

Windows of opportunity perbaikan kognitif akibat malnutrisi pada seorang anak adalah pada 2 tahun pertama kehidupan dengan kombinasi perbaikan asupan nutrisi dan stimulasi, itupun hanya dapat mengoreksi kognitif maksimal 90 persen. Oleh karena sulitnya menatalaksana stunting maka pencegahan lebih diutamakan.

Analisis nutrigenomik yang mempelajari bagaimana komponen bioaktif makanan mengubah profil ekspresi gen memperlihatkan bahwa konsumsi protein berperan dalam mencegah hambatan pertumbuhan panjang/tinggi badan melalui pelbagai mekanisme regulasi di tingkat epigenetik dan transkripsi. Bukan hanya sekedar protein, tetapi harus memenuhi persyaratan mengandung asam amino esensial yang lengkap dan cukup, serta mudah dicerna dan diabsorbsi di usus halus (DIAAS > 100), kesemua persyaratan tersebut terpenuhi oleh protein hewani yaitu susu (termasuk ASI), telur, ikan, dan unggas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Protein nabati tidak memenuhi persyaratan karena mengandung asam amino yang tidak lengkap (limiting amino acids), jumlahnya sedikit sehingga untuk memenuhi kecukupan kuantitas diperlukan dalam jumlah banyak, selain itu lebih sulit dicerna dan diabsorbsi (DIAAS < 100) karena mengandung antinutrien misalnya fitat, tannin, dll. Penelitian menunjukkan bahwa perbandingan protein hewani terhadap total energi yang dikonsumsi yang bermakna dalam meningkatkan panjang/tinggi badan adalah 10-15 persen.

Analisis nutrigenetik yang mempelajari bagaimana variasi genetik seseorang mempengaruhi respons tubuh terhadap komponen bioaktif makanan tertentu pada kasus kelainan metabolisme bawaan, menunjukkan bahwa varian gen patogenik mengubah kemampuan untuk memetabolisme zat gizi tertentu yang jika tidak ditata laksana dengan nutrisi yang sesuai (Pangan untuk Keperluan Medis Khusus) misalnya pada Kelainan Metabolisme Bawaan, alergi makanan, prenturitas, weight faltering/gizi kurang/buruk dengan penyulit, akan berakhir dengan stunting juga.

"Setelah ditelaah melalui pendekatan nutrisional genomik ternyata penanggulangan stunting cukup sederhana, yaitu setelah bayi lahir dapat dicegah dengan penerapan pola ASI dan MPASI yang bergizi lengkap, cukup dan seimbang khususnya perbandingan protein hewani terhadap total energi (protein energy ratio, PER) 10-15 persen dengan memanfaatkan sumber pangan hewani lokal," ujar Damayanti.

Memantau tumbuh-kembang dengan menerapkan cara menimbang berat badan yang benar yaitu tanpa baju atau dengan baju dalam tipis, mengukur panjang badan dengan alat pengukur baku yang berbeda untuk anak di bawah dan di atas 2 tahun, menganalisis hasil timbang-ukur untuk deteksi dini weight faltering (kenaikan berat badan yang tidak adekuat) dan masalah gizi lain diikuti dengan rujukan kepada dokter puskesmas dan dokter spesialis anak untuk diagnosis dan tata laksana segera secara komprehensif.

Pada uji coba Aksi Cegah Stunting dengan mengaktifkan poros Posyandu-Puskesmas-RSUD di desa Bayumundu, Pandeglang yang melibatkan kader posyandu, Tim PKK desa, Petugas Gizi Lapangan, Bidan Desa, Dokter Puskesmas, dan Dokter Spesialis Anak RSUD berhasil menurunkan stunting pada balita 8,4 persen dalam 6 bulan pengamatan, hanya dengan menerapkan konseling MPASI yang mengandung protein hewani setiap hari.

"Angka ini lebih kecil daripada yang diperkirakan oleh Onyango dan kawan-kawan yaitu 17 persen dalam 6 bulan pertama karena adanya faktor sensitif yang perlu bantuan sektor non-kesehatan, yaitu tidak tersedianya biaya untuk merujuk balita yang berisiko malnutrisi dari posyandu ke puskesmas atau RSUD," ungkapnya.

Menurutnya masalah yang ditemukan dalam Uji Coba tersebut merupakan masukan untuk Kementerian Desa Tertinggal dan Transmigrasi RI untuk membuat petunjuk teknis yang memungkinkan pemanfaatan Dana Desa dalam mengatasi stunting.

"Jika hal ini dilakukan dengen serentak diseluruh Indonesia, dengan seizin Allah SWT, penurunan stunting 8,4 persen dalam 6 bulan sudah akan membawa prevalensi stunting di Indonesia di bawah 20 persen dalam setahun," tuturnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D menyatakan, “Kondisi gizi anak ternyata berhubungan dengan kemampuan kognitif dan daya saing nasional. Sehingga apabila industri bergerak ke arah yang lebih baik, ada kesulitan untuk mengikuti. Jika kita lihat survey PISA, Indonesia menempati ranking 62 dari 70 negara dan tidak bergerak. Saya awalnya berpikir ini adalah masalah pembelajaran, tetapi barangkali ini ada hubungannya dengan stunting. Jadi kita harus menyelesaikan masalah stunting demi daya saing bangsa kita.”

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

25 hari lalu

Ilustrasi stunting. Foto : UNICEF
Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

Anak stunting adalah penanda makanan ke otak tidak cukup sehingga berdampak pada kecerdasan. Berikut saran dokter anak.


Mahmoud Abbas Menuntut Israel Secepatnya Tarik Pasukan dari Jalur Gaza

25 hari lalu

Presiden Palestina Mahmoud Abbas. (AP Photo/Majdi Mohammed)
Mahmoud Abbas Menuntut Israel Secepatnya Tarik Pasukan dari Jalur Gaza

Mahmoud Abbas menuntut agar Israel secepatnya dan sepenuhnya menarik pasukan dari Jalur Gaza.


Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

31 hari lalu

Memahami apa itu stunting dan cara pencegahannya penting diketahui. Sebab, hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Berikut penjelasannya. Foto: Canva
Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

Pemerintah Garut merekrut ribuan tenaga pendamping keluarga untuk mendukung penurunan angka stunting.


Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

35 hari lalu

Ilustrasi pencegahan stunting/ Indofood
Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) anggarkan Rp 370 miliar untuk turunkan stunting.


UNICEF Peringatkan Kasus Gizi Buruk di Utara Gaza Lebih Banyak dari Data yang Tercatat

37 hari lalu

Peserta mengangkat poster saat melakukan aksi bela Palestina di Kedutaan Besar Mesir, Menteng, Jakarta, Senin, 4 Maret 2024. Massa mendesak pemerintahan Mesir untuk membuka jalur bantuan kemanusiaan di Rafah guna mencegah kelaparan di Gaza akibat konflik antara Hamas dan Israel. TEMPO/ Febri Angga Palguna
UNICEF Peringatkan Kasus Gizi Buruk di Utara Gaza Lebih Banyak dari Data yang Tercatat

UNICEF yakin kasus gizi buruk di Gaza lebih banyak dari data yang tertulis di rumah sakit karena banyak yang tak bisa berobat.


UNRWA Ingatkan Gizi Buruk pada Anak di Gaza Sudah di Level Akut

39 hari lalu

Seorang anak Palestina antre untuk menerima makanan selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 13 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
UNRWA Ingatkan Gizi Buruk pada Anak di Gaza Sudah di Level Akut

Satu dari tiga balita usia di bawah dua tahun di utara Gaza saat ini mengalami gizi buruk akut.


Pemerintah Salurkan Bantuan Pangan Stunting Rp 400 Miliar

41 hari lalu

Warga membeli barang kebutuhan pokok saat kegiatan pasar murah di halaman Kantor Gubernur Papua, Kota Jayapura, Papua, Rabu 6 Maret 2024. Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Pangan menggencarkan gerakan pangan murah untuk menstabilisasi pasokan dan harga pangan, pengendalian inflasi serta penanggulangan stunting dan keluarga rawan pangan di Papua .ANTARA FOTO/Gusti Tanati
Pemerintah Salurkan Bantuan Pangan Stunting Rp 400 Miliar

Penyaluran bantuan pangan untuk pencegahan stunting mulai dilakukan. Nilai total anggaran Rp 400 miliar.


Distribusi Bantuan Pangan Tahun Ini Mulai Lagi, 7 Provinsi Jadi Target Prioritas

41 hari lalu

Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) menyantap makanan saat pelaksanaan program dapur masuk sekolah di SD Negeri 205, Kertapati, Palembang, Sumatera Selatang, Jumat 6 Oktober 2023. Program Dapur Masuk Sekolah yang digagas Kodam II/Sriwijaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak serta menurunkan dan mencegah stunting pada anak-anak Sekolah Dasar. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Distribusi Bantuan Pangan Tahun Ini Mulai Lagi, 7 Provinsi Jadi Target Prioritas

Direktur Cadangan Pangan dari Badan Pangan Nasional atau Bapanas Rachmi Widiriani mengatakan berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sebanyak 12 provinsi masuk dalam program pengendalian stunting nasional.


ID Food Salurkan Bantuan Pangan untuk Penanganan Stunting, Dirut: Semua Non-Impor

41 hari lalu

Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan dalam acara perayaan 2 tahun ID FOOD di Waskita Rajawali Tower, Jakarta Timur pada Senin, 8 Januari 2024. TEMPO/Riani Sanusi Putri
ID Food Salurkan Bantuan Pangan untuk Penanganan Stunting, Dirut: Semua Non-Impor

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID Food mulai kembali menyalurkan bantuan pangan berupa telur dan daging ayam untuk penanganan stunting.