Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasien Diabetes Sering Alami Kecemasan, Ini Sebabnya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Diabetes dan kecemasan adalah salah satu penyebab utama kecacatan di negara-negara maju di seluruh dunia. Di Amerika Serikat saja, kecemasan mempengaruhi hampir 40 juta orang dewasa. Diabetes juga umum terjadi, dengan sekitar 30,3 juta orang dewasa di AS hidup dengan kondisi ini.

Sebuah meta-analisis 2013 mengungkapkan bahwa penderita diabetes menghadapi kemungkinan yang lebih tinggi daripada populasi umum yang mengalami kecemasan. Orang dengan diabetes bertanggung jawab untuk mengelola kadar gula darah dan memastikan tetap dalam kisaran yang sehat. Tugas ini bisa menantang dan menegangkan.

Dokter akan meminta penderita diabetes untuk tetap mengingat kadar gula darah dan melakukan perilaku-perilaku rutin. Beberapa orang mungkin terlalu khawatir dengan kadar gula darah atau bagaimana penyakit berkembang. Kekhawatiran ini dapat memicu kecemasan.

Dilansir Medical News Today, menurut National Library of Medicine, kecemasan adalah kekhawatiran atau ketakutan yang berlebihan pada situasi nyata atau yang dibayangkan. Tantangan emosional dari hidup dengan diabetes juga dapat memicu kecemasan.

Para peneliti melaporkan bahwa kecemasan mempengaruhi sekitar 40 persen dari penderita diabetes. Prevalensi ini jauh lebih tinggi daripada populasi umum Amerika Serikat, di mana kondisinya mempengaruhi 18,1 persen orang.

Penderita diabetes berisiko terkena gula darah rendah, atau hipoglikemia. Beberapa gejala hipoglikemia identik dengan gejala kecemasan.

Selain itu, hasil penelitian pada hewan pada 2015 menunjukkan bahwa mengalami beberapa episode hipoglikemia dapat meningkatkan kemungkinan kecemasan. Alasan untuk ini mungkin karena episode hipoglikemik memicu perubahan kimia dan metabolisme yang secara fisik mempengaruhi bagian otak yang berperan dalam memproses kecemasan.

Diabetes dan kecemasan memiliki beberapa gejala. Asosiasi Diabetes Amerika dan Institut Nasional kesehatan Mental di sana masing-masing memberikan daftar gejala berikut untuk hipoglikemia dan kecemasan.

1. Merasa cemas atau mudah tersinggung
2. Kesulitan memfokuskan pikiran
3. Sakit kepala
4. Pusing
5. kelelahan
6. Detak jantung yang cepat

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seseorang harus pergi ke dokter jika merasa cemas. Dokter dapat meminta orang tersebut untuk mengisi kuesioner yang menanyakan tentang gejala psikologis dan fisik.

Dalam beberapa kasus, dokter dapat merujuk orang tersebut untuk skrining kesehatan mental dengan psikiater atau psikoterapis. Para profesional kesehatan mental ini akan dapat melakukan penilaian yang lebih rinci. Orang dengan diabetes dan kegelisahan harus belajar untuk membedakan antara keprihatinan rasional atas manajemen diabetes dan pemikiran irasional yang gelisah.

Langkah pertama dalam proses ini adalah bekerja sama dengan profesional kesehatan untuk mengembangkan rencana perawatan diabetes. Rencana ini harus mencakup informasi tentang hal-hal berikut:

1. Pedoman nutrisi
2. Praktik pemantauan
3. Penggunaan obat-obatan
4. Tips penurunan berat badan, jika perlu, dan tujuan aktivitas
5. Sistem pendukung emosional

Untuk orang dengan kecemasan, banyak pilihan perawatan yang berbeda tersedia. Seorang dokter atau profesional kesehatan mental dapat merekomendasikan satu atau lebih dari pendekatan berikut:

1. Konseling individu
2. Kelompok terapi
3. Terapi perilaku kognitif atau teknik terapi spesifik lainnya
4. Obat
5. Perubahan gaya hidup
6. Praktik kesehatan pelengkap dan alternatif, seperti yoga dan meditasi

Kombinasi diabetes dan kecemasan dapat menciptakan lingkaran setan masalah fisik dan emosional. Namun, orang yang belajar untuk mengelola kecemasan mungkin menemukan diri lebih mampu mengelola diabetes.

Praktik gaya hidup tertentu dapat bermanfaat bagi penderita diabetes, kecemasan, atau keduanya. Hal ini termasuk berolahraga secara teratur dan aktif secara fisik, mengikuti diet yang seimbang dan sehat, menetapkan dan mempertahankan jadwal tidur yang teratur, mencurahkan waktu dan energi untuk terhubung dengan keluarga dan teman, mengurangi kafein, membatasi asupan alkohol atau menghindarinya sama sekali, dan menghindari penggunaan narkoba.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anjuran Konsumsi Hidangan Lebaran bagi Pasien Diabetes

7 hari lalu

Ilustrasi kue lebaran. Facebook.com
Anjuran Konsumsi Hidangan Lebaran bagi Pasien Diabetes

Pasien diabetes perlu berhati-hati dalam memilih hidangan Lebaran untuk menjaga kadar gula darah tetap normal tanpa lonjakan.


Manfaat Buah Manggis bagi Penderita Diabetes, Begini Penjelasan Ilmiahnya

7 hari lalu

Ilustrasi buah manggis (Pixabay.com)
Manfaat Buah Manggis bagi Penderita Diabetes, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Buah manggis dengan rasa asam manis cocok dikonsumsi penderita diabetes. Mengapa demikian?


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

9 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


3 Jenis Tes Kesehatan Mental

10 hari lalu

Ilustrasi pria konsultasi dengan Psikolog. shutterstock.com
3 Jenis Tes Kesehatan Mental

Jika kesehatan mental terganggu mempengaruhi kemampuan berpikir dan suasana hati yang berdampak terhadap perilaku


Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

11 hari lalu

Ilustrasi perempuan alami social burnout. Foto: Freepik.com/Jcomp
Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

Perempuan disebut lebih rentan terserang burnout. Psikoterapis membagi tips untuk meredakannya.


Penelitian Sebut Penyakit Autoimun Juga Memicu Depresi dan Kecemasan

15 hari lalu

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Penelitian Sebut Penyakit Autoimun Juga Memicu Depresi dan Kecemasan

Lebih dari 50 persen penderita penyakit autoimun juga mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Berikut penjelasan peneliti.


Tips Olahraga Optimal Sembari Puasa Ramadan, Kapan Waktu yang Tepat?

16 hari lalu

Ilustrasi olahraga di rumah saat berpuasa. Shutterstock
Tips Olahraga Optimal Sembari Puasa Ramadan, Kapan Waktu yang Tepat?

Tak sekadar beraktivitas fisik, olahraga saat berpuasa Ramadan juga ada ketentuannya. Kapan waktu yang tepat dilakukan?


Asupan Kalori yang Harus Diperhatikan Penderita Diabetes saat Lebaran

16 hari lalu

Ilustrasi Ketupat. shutterstock.com
Asupan Kalori yang Harus Diperhatikan Penderita Diabetes saat Lebaran

Spesialis penyakit dalam mengatakan konsumsi makanan saat Lebaran perlu memperhatikan kebutuhan kalori tubuh, terutama penderita diabetes.


Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

17 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.


Mengapa Banyak Orang Senang Nonton Film Horor?

18 hari lalu

Ilustrasi menonton film horor. Freepik.com
Mengapa Banyak Orang Senang Nonton Film Horor?

Bioskop yang menayangkan film horor masih terus diminati. Kenapa orang senang nonton film horor? Adakah manfaat bagi kesehatan?