TEMPO.CO, Jakarta - Gastroesophageal reflux disease atau GERD adalah salah satu masalah kesehatan yang sering dialami banyak orang. Ini terjadi saat asam lambung naik ke kerongkongan sehingga mengakibatkan sensasi dada terbakar. Jika tidak diatasi dengan segera, penyakit ini pun bisa menyebabkan kematian.
Menjaga tubuh dengan menerapkan gaya hidup yang baik pun perlu dilakukan. Dokter spesialis gastronomi Hasan Maulahela mengatakan bahwa salah satu hal yang wajib dikonsumsi adalah makanan dengan jumlah yang tidak berlebihan dan dikunyah dengan baik.
“Saat makan dengan porsi berlebihan, tekanan dalam lambung akan meningkat. Ditambah makan buru-buru, itu katup lambungnya menjadi longgar sehingga asam lambung naik. Imbauan saya, coba makan secukupnya dan pelan-pelan seperti dinikmati saja,” katanya di acara HUT RSCM di Jakarta pada Sabtu, 21 Desember 2019.
Menghindari stres juga disarankan Hasan. Menurutnya, stres bisa memicu asam lambung naik ke kerongkongan dengan lebih cepat. Ini juga membuat hormon menjadi tidak seimbang.
“Kalau sudah stres, Anda pelariannya makan dan akhirnya risiko GERD muncul, bahkan lebih besar risikonya,” ungkapnya.
Tidak minum dan makan sesuatu yang bisa menyebabkan asam lambung juga diimbau. Beberapa contohnya termasuk minuman tinggi kafein seperti kopi dan teh, serta makanan yang sulit dicerna seperti daging sapi.
“Semua makanan dan minuman ini dikenal bisa memicu GERD. Kalau Anda sebelumnya pernah mengalami GERD, sangat disarankan untuk benar-benar menghindari semuanya,” jelasnya.
Terakhir, berhenti merokok tak lupa ditegaskan oleh Hasan. Menurutnya, rokok mungkin selalu dikaitkan dengan kesehatan paru. Namun, rokok juga bisa menyebabkan masalah pada usus, termasuk GERD.
“Nikotin pada rokok bisa mengendurkan otot bagian bawah kerongkongan. Akibatnya, asam lambung berisiko naik dan menyebabkan GERD. Jadi stop merokok dari sekarang,” tuturnya.
