TEMPO.CO, Jakarta - Musik bisa memberikan inspirasi dan sekaligus menggugah emosi. Musik juga bisa memberikan berbagai dampak baik bagi masyarakat. Alunan musik klasik ditampilkan puluhan bocah yang naik ke atas panggung. Sebagian dari mereka menenteng biola, sebagian lagi membawa gitar mini yang tingginya hampir sama dengan badan mereka. Yang lain duduk di kursi dengan cello yang telah dipersiapkan sebelumnya. Mereka lalu duduk menempati posisinya masing-masing.
Kelompok biola memulai pertunjukan mereka. Para bocah ini menggesekkan alat musik mereka, membawakan sebagian lagu Huoresque-Dvorak, Gavotte-Lully, Chorus from Judas Maccabeus-Handel, dan Minuet 2- Bach. Begitu mereka tuntas, giliran grup cello yang unjuk kebolehan. Mereka menyajikan Minuet 1-Bach, Happy Farmer-Schuman. Allegro-Suzuki, dan French Folk Song.
Lalu, kesempatan beralih ke anak-anak laki-laki yang membawa gitar. Mereka membawakan Are you Sleeping Brother John, Allegreto, dan Lightly Row. Penampilan menggemaskan mereka kemudian ditutup dengan bersama-sama menyuguhkan musik Twinkle Twinkle Little Star Variation.
Para bocah ini berasal dari Be Sharp dan The Suzuki Music Association of Indonesia (SMAI) Group, akhir bulan lalu di Jakarta International Theatre, JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat. Konser amal bertajuk "Thank You for the Music" ini dihelat untuk mendukung program pelatihan musik klasik gratis untuk anak-anak sekolah dasar, Be Sharp. Juga perayaan 10 tahun Suzuki Music Association Indonesia.
Be Sharp adalah program yang dibuat oleh Audrey Adinawa dan Emely Kumalaputra, dua murid SMAI. Dua remaja yang masih duduk di kelas III SMP ini resah dengan tingginya angka putus sekolah di Indonesia. Sebanyak 64 persen murid SD tak meneruskan sekolah sampai SMA. Mereka yang putus sekolah kebanyakan berasal dari kelompok ekonomi bawah.
Audrey dan Emely, yang belajar musik sejak masih kecil, yakin musik bisa mengurangi angka putus sekolah tersebut. "Dari pengalaman kami, musik membuat kami lebih bisa berkonsentrasi, menumbuhkan komitmen dan disiplin, dan membantu kemampuan kognitif," kata Emely.
Ada 120 anak sekolah dasar yang sudah mendapat program pelatihan musik gratis ini selama setahun terakhir. Mereka berasal dari empat sekolah: tiga sekolah berada di Jakarta dan satu sekolah lain ada di Bandung.
Konser amal ini juga menampilkan para pemain musik kondang. Di antaranya pemain biola Iskandar Widjaja, penyanyi Pepita Salim, pianis Ananda Sukarlan. "Musik bagus untuk perkembangan anak, entah itu musik klasik atau yang lain," kata Iskandar.