TEMPO.CO, Jakarta - Di awal tahun 2020, Jakarta diguyur hujan deras yang mengakibatkan banjir di sejumlah titik. Seiring dengan berhentinya hujan, masyarakat yang mengungsi pun akan kembali ke rumah.
Selain menyebabkan kerusakan secara material, masyarakat juga perlu waspada pada penyakit yang akan timbul pasca banjir. Ketua Umum Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) Moh. Adib Khumaidi, dalam keterangan pers yang diterima Tempo.co pada 2 Januari 2020, menyebutkan tujuh potensi penyakit yang wajib diperhatikan:
1. Leptospirosis adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh air seni tikus. Karena air banjir yang kotor bercampur dengan kotoran tikus dan sampah, risiko mengidap penyakit ini pun tinggi.
2. Diare dan Demam Tifoid bisa muncul akibat mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri. Kebersihan yang kurang higienis terutama karena selama banjir berlangsung banyak tumpukan sampah dan kotoran bercampur ke dalam rumah dan menempel di tubuh juga bisa meningkatkan risiko.
3. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang berpotensi muncul akibat tumpukan sampah dan rongsokan di area yang lembab pasca banjir.
4. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) bisa diderita oleh sebab udara dingin bercampur dengan air beraroma kotor selama banjir berlangsung.
5. Asam Lambung dan Migren umumnya terjadi pada korban banjir karena mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi dengan baik. Sebab selama banjir, mereka kurang mendapatkan nutrisi dan cenderung makan dengan tidak tepat waktu. Hal ini umumnya banyak dialami oleh korban banjir usia produktif dan lansia.
6. Flu dan Demam juga dapat terjadi akibat korban banjir yang terpapar air dan udara dingin cukup lama.
7. Infeksi Kulit bisa terjadi pasca banjir. Ini diakibatkan oleh paparan dengan air banjir yang bercampur dengan kotoran manusia, hewan, juga sampah dan lumpur.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA