TEMPO.CO, Jakarta - Hipotermia adalah salah satu masalah kesehatan yang wajib diwaspadai saat banjir. Sebab dalam kondisi ini, seseorang bisa mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis akibat memakai pakaian basah atau berendam di genangan air terlalu lama.
Akibatnya, orang dengan hipotermia akan merasa pusing, lemas, kehilangan kesadaran hingga akhirnya meninggal. Tentu Anda tidak ingin mengalami hal tersebut, bukan? Akun Instagram resmi Kementerian Kesehatan @kemenkes_ri pun membagikan tips meramu minuman untuk mencegah hipotermia.
Melalui unggahan foto pada Jumat, 3 Januari 2020, ramuan dapat dibuat menggunakan bahan yang mudah ditemui. Ini terdiri dari satu liter air, dua ruas jahe, satu ruas kayu manis, lima butir kapulaga, tiga kembang lawang, cengkeh dan gula merah. Untuk membuatnya, cukup didihkan air sebanyak satu liter yang ditambah dengan seluruh bahan.
Namun untuk mereka yang mengidap diabetes, penting untuk memperhatikan takaran gula merah dengan menyesuaikannya. Tentu tujuannya agar tidak menaikan kadar gula darah di dalam tubuh. “Cegah hipotermi dengan ramuan herbal berikut,” kata keterangan foto tersebut.
Apabila ini sudah dilakukan dan ada orang tetap mengalami hipotermia, maka pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
Pindahkan orang tersebut ke tempat yang lebih hangat dan kering. Bila memungkinkan, buat tenda untuk melindungi orang tersebut dari cuaca dingin. Buka pakaian yang basah, robek bila perlu.
Bungkus badannya dengan selimut hingga kepala dengan hanya menyisakan bagian wajah yang terbuka. Kontak kulit ke kulit dimungkinkan. Caranya, buka baju Anda kemudian bungkus diri Anda bersama pasien hipotermia dengan menggunakan selimut. Ini dilakukan untuk mentransfer panas tubuh Anda ke pasien hipotermia.
Bila masih sadar, pasien hipotermia bisa diberikan minum hangat, tapi jangan minuman yang mengandung alkohol atau kafein.
Bila penderita hipotermia tidak sadarkan diri, lakukan prosedur CPR (cardiopulmonary resuscitation) sampai nadi kembali teraba atau hingga tenaga medis datang.
Cara mengatasi hipotermia di atas seharusnya mulai menunjukkan hasil dalam beberapa menit. Jika pasien hipotermia sudah berhenti gemetar dan bisa tersenyum, berarti ia sudah mulai pulih. Sebaliknya, kalau ia sudah tidak gemetar, tapi belum bisa tersenyum, bisa jadi kondisinya justru makin parah.
Dalam kasus hipotermia tingkat lanjut ini, pasien harus segera dirujuk ke rumah sakit. Di sana, ia akan dihangatkan dengan cairan IV, diberi bantuan oksigen yang sudah dipanaskan, atau mendapatkan tindakan ‘cuci’ rongga perut (peritoneal lavage).
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | INSTAGRAM | SEHATQ