TEMPO.CO, Jakarta - Kesehatan mental yang dialami seseorang bisa mengakibatkan celaka pada orang lain juga diri sendiri. Kesehatan mental juga bisa menjadi salah satu faktor terjadinya pembunuhan yang dilakukan istri pada pasangannya.
Salah satu kasus terbaru dilakukan oleh seorang istri kepada suaminya di Medan, Sumatera Utara. Sebelumnya, seorang Hakim Pengadilan Negeri Medan, Jamaluddin ditemukan tewas di bangku nomor dua mobil Toyota Prado warna hitam yang terparkir di areal kebun sawit milik masyarakat di Dusun Namo Bintang, Desa Suka Dame, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang pada 29 November 2019.
40 hari kemudian, polisi menetapkan tiga tersangka. Salah satu tersangka kasus itu adalah istri korban Zuraidah Hanum yang diduga sebagai otak pembunuhan itu.
Psikolog Samantha Ananta mengatakan bahwa pasangan yang membunuh pasangannya memiliki kondisi kesehatan mental yang memprihatinkan. “Berdasarkan Journal of Forensic Science, disebutkan bahwa salah satu masalah mental itu adalah kerusakan fungsi kognitif,” katanya saat dihubungi Tempo.co pada Jumat, 10 Januari 2020.
Dengan kerusakan fungsi kognitif, kata Samantha, kejadian ini akan mengakibatkan tingginya rasa cemburu dan keinginan untuk balas dendam. “Apalagi jika adanya perasaan cinta yang obsesi dan merasa ditolak oleh pasangannya serta kurang memiliki kemampuan untuk mengatur diri sendiri secara tepat, kekerasan hingga pembunuhan menjadi akibatnya,” katanya.
Di sisi lain, Samantha mengatakan individu yang terlalu mengatur dan mengontrol, serta bersikap obsesif dapat membuat pasangannya merasa ditindas selama hidup bersama dalam pernikahan dan tidak memiliki kekuatan untuk berpisah. “Kurangnya keterampilan pengaturan emosi dan mengelola amarah serta riwayat kondisi psikologis bawaan juga mempengaruhi latar belakang individu melakukan aksi pembunuhannya,” katanya.
Samantha pun mengingatkan masyarakat bila menemukan individu dengan riwayat kesehatan mental untuk segera diajak bertemu para ahli. Para korban dengan masalah mental ini sangat membutuhkan pengawasan dari orang lain agar tidak melukai orang-orang di sekitarnya.