TEMPO.CO, Jakarta - Infertilitas atau ketidaksuburan adalah salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pasangan suami istri. Pasalnya, satu dari tujuh pasutri di dunia mengalami hal ini.
Penyebabnya pun beragam. Menurut penelitian, sekitar 40-50 persen infertilitas terjadi karena faktor yang berasal dari istri, 25-40 persen dari suami, 10 persen karena faktor keduanya, dan 10 persen lagi tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik.
Baca Juga:
Dengan masalah infertilitas ini, para pasutri tentu akan sulit memiliki anak. Namun, melalui perkembangan teknologi di dunia kedokteran, induksi ovulasi, inseminasi intrauterin (IIU), hingga program bayi tabung (IVF) bisa dilakukan untuk memperbesar kemungkinan mendapat keturunan.
Untuk menyempurnakan dan meningkatkan kesempatan, selain menerapkan salah satu teknologi tersebut, akupuntur medik juga disarankan oleh dokter spesialis akupunktur klinik di Rumah Sakit Pondok Indah, Handaya Dipanegara, sebab hasil yang diberikan bisa lebih optimal.
“Akupunktur medik yang dikombinasikan dengan pengobatan kedokteran modern bisa meningkatkan keberhasilan program bayi tabung 60 persen lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menjalani terapi,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo.co pada Jumat, 10 Januari 2020.
Teknik ini dilakukan dengan cara merangsang titik tertentu di permukaan tubuh. Umumnya menggunakan jarum saja, elektroakupunktur (dengan bantuan listrik), laserpunktur (dengan sinar laser), maupun penyuntikan dengan cairan yang dikenal dengan akupunktur.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, terapi akupunktur akan dikerjakan dua kali dalam seminggu. Setiap sesi pun membutuhkan waktu rata-rata 30 menit, sedangkan satu seri terapi terdiri dari 12 kali terapi. Ada beberapa peraturan yang harus ditaati selama menjalani terapi.
“Pasien disarankan memperbaiki pola hidup dengan tidak merokok, makan makanan yang bergizi, dan menghindari makanan yang mengandung pengawet, menurunkan berat badan, mencegah stres, istirahat dan tidur cukup, serta berolahraga teratur, seperti bersepeda dan lari ringan sekitar 30 menit sehari,” katanya.