TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki tahun 2020, banyak orang yang memulainya dengan resolusi. Salah satu di antaranya mungkin ingin menjalani gaya hidup sehat melalui diet. Ada berbagai jenis diet, namun mana yang terbaik dan yang wajib dihindari?
Melalui peringkat tahunan yang dilakukan oleh US News dan World Report, para pakar gizi mulai menganalisis berdasarkan mudahnya setiap diet diikuti, kemampuan menghasilkan penurunan berat badan dalam jangka pendek dan panjang, kelengkapan nutrisi, keamanan, hingga potensi untuk mencegah dan mengelola diabetes serta penyakit jantung.
Rupanya, diet mediterania menduduki peringkat nomor satu dan paling disarankan. Ini disebabkan oleh banyak sayuran, buah-buahan, makanan laut, kacang-kacangan, dan lebih sedikit daging dan susu. Ada pula lemak-lemak sehat seperti ikan dan minyak zaitun.
Berdasarkan pengujian, berbagai manfaat positif bisa didapat. Beberapa di antaranya termasuk berkontribusi untuk menyehatkan jantung, menurunkan risiko demensia, kanker payudara, diabetes, dan tekanan darah tinggi, hingga memberi umur yang lebih panjang.
Mengikuti diet mediterania, para pakar menyarankan diet DASH, fleksitarian, weight watcher, mayo, dan MIND. Di posisi terakhir diduduki oleh diet ketogenik sebab minim bukti dari keberhasilan diet ini.
"Meskipun banyak buku dan situs web yang mempromosikan diet ketogenik untuk berbagai manfaat kesehatan, pada kenyataannya diet ini hanya didukung oleh bukti yang sangat terbatas pada individu yang sehat," kata juru bicara Asosiasi Ahli Diet Australia, Nicole Dynan, seperti dikutip dari situs Men’s Health.
Para ahli tidak memungkiri metode makan tinggi lemak dan rendah karbohidrat ini bisa menurunkan berat badan dengan cepat. Namun, diet ini tetap tidak disarankan.
“Mengikuti diet ketogenik tidak diragukan lagi akan menghasilkan penurunan berat badan. Namun, ini tidak direkomendasikan untuk populasi umum karena kemanjuran jangka panjangnya dan keamanan yang tidak diketahui,” ungkapnya.