TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah orang tua mendengar kata resiliensi? Jika belum, ini adalah kemampuan untuk menghadapi tantangan serta memiliki mental untuk bangkit jika menemui kegagalan. Menurut psikolog keluarga dari Rumah Dandelion, Nadya Pramesrani, karakter ini bukan sebuah bawaan dari lahir sehingga perlu bantuan orang tua untuk secara konsisten mendukung pembentukannya sejak dini.
Jika berbicara tentang fungsinya, sebenarnya apa tujuan orang tua harus menanamkan karakter resiliensi ini pada anak sejak dini? Menurut Nadya, berbagai alasan menyertai hal ini. Pertama berhubungan dengan era saat ini, di mana kita hidup dalam VUCA World atau dunia yang selalu bergerak (volatile), tidak pasti (uncertain), kompleks (complex), dan ambigu (ambiguous).
“Di era ini, perkembangan serba cepat, penuh ketidakpastian dan sangat kompetitif. Anak akan dihadapkan dengan berbagai tantangan dari luar, mulai dari isu sosial sampai perubahan iklim, tidak terkecuali tantangan dari dalam diri si kecil sendiri. Itulah sebabnya penting mengajarkan karakter resiliensi,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo.co pada Selasa, 14 Januari 2020.
Alasan lain, Nadya mengatakan penelitian yang telah dilakukan 50 tahun terakhir ini menemukan masa anak-anak usia dini sebagai waktu yang paling tepat dalam memahami dan mengembangkan resiliensi.
“Dalam 5 tahun pertama kehidupan, si kecil banyak mengembangkan dasar-dasar kepercayaan diri, keyakinan atas kemampuan dirinya yang menjadi fondasi dalam menghadapi tantangan-tantangan tumbuh kembangnya,” ungkapnya.
Baca Juga:
Ada lima karakter anak resilien yang wajib diterapkan orang tua kepada anak, termasuk berani alias kemampuan untuk siap menghadapi tantangan dengan mengalahkan rasa takut dan khawatir, banyak akal alias pandai dalam mencari solusi untuk setiap masalah, dan adaptif atau bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Dua lainnya adalah mandiri atau mengandalkan kemampuan sendiri dan tidak bergantung dengan orang lain serta gigih atau tekun dan teguh pada pendirian hingga mau mengerjakan pekerjaan sampai tuntas.