Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kesulitan Membaca Bikin Anak Sukar Pahami Soal Matematika

Reporter

image-gnews
ilustrasi matematika (pixabay.com)
ilustrasi matematika (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Matematika menjadi momok buat banyak pelajar. Mata pelajaran yang sarat angka dan rumus ini dianggap sukar dan menakutkan. Ketua Panitia Kejuaraan Matematika Shinkenjuku atau "The 3rd Shinkenjuku Math Championship", Basir Jovan mengatakan anak yang memiliki tingkat literasi yang lemah akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika.

"Dari hasil kejuaraan matematika sebelumnya, diketahui sebagian besar anak-anak yang menjadi peserta mengalami kesulitan dalam memahami soal matematika yang diberikan," ujar Jovan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 23 Januari 2020.

Kesulitan dalam memahami soal itu ditunjukkan dengan beberapa soal matematika yang mayoritas jawabannya tidak tepat. Sebagian besar anak Indonesia mengalami kesulitan begitu mengerjakan soal cerita pada matematika.

"Ada kaitannya antara kemampuan membaca dengan kemampuan numerasi anak," katanya.

Menurut Jovan, baik literasi maupun numerasi harus berjalan beriringan karena sama-sama dibutuhkan oleh anak. Jika melihat matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah sosial, maka literasi sangat penting untuk memetakan numerasi itu sendiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Jadi, baik matematika dan literasi harus berjalan beriringan," katanya.

Direktur Benesse Indonesia, Tatsunosuke Suzuki, mengatakan hal yang terpenting dalam mempelajari matematika adalah bisa memahami konsepnya. Dengan pemahaman konsep, anak bisa menemukan jawaban dengan berbagai cara, tidak hanya dengan satu cara saja atau dengan kata lain melatih anak berpikir kreatif. Selain itu, yang paling penting dalam mempelajari matematika dengan menyenangkan.

"Kami melatih anak-anak agar dapat memahami masalah, mencari cara, menghitung, dan memeriksa kembali," ujar Suzuki.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Rekomendasi Aplikasi Belajar Matematika untuk Pelajar

1 hari lalu

Saat ini para pelajar sudah tidak perlu khawatir menghadapi sulitnya pelajaran matematika. Berikut rekomendasi aplikasi belajar matematika. Foto: Canva
7 Rekomendasi Aplikasi Belajar Matematika untuk Pelajar

Saat ini para pelajar sudah tidak perlu khawatir menghadapi sulitnya pelajaran matematika. Berikut rekomendasi aplikasi belajar matematika.


Peringkat Belajar Matematika Siswa Indonesia Masih Urutan Bawah, Ada Apa?

39 hari lalu

ilustrasi matematika (pixabay.com)
Peringkat Belajar Matematika Siswa Indonesia Masih Urutan Bawah, Ada Apa?

Sambut Hari Matematika Internasional, ternyata matematika tidak hanya berkutat pada angka tetapi mengaktivasi otak kiri dan otak kanan secara seimbang


Playing With Math di Hari Matematika Internasional

39 hari lalu

Ilustrasi Matematika. (lse.ac.uk)
Playing With Math di Hari Matematika Internasional

Perayaan hari Matematika Internasional atau International Mathematics Day (IDM) adalah perayaan matematika di seluruh dunia.


Dosen Matematika ITS Bawa Timnya Juarai Kompetisi Hackathon di Abu Dhabi

40 hari lalu

Muhammad Luthfi Shahab SSi MSi. ITS.ac.id
Dosen Matematika ITS Bawa Timnya Juarai Kompetisi Hackathon di Abu Dhabi

Dosen matematika dari ITS Surabaya membawa timnya menjuarai kompetisi Pioneers 4.0 Hackathon Series yang digelar di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.


5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

50 hari lalu

Ilustrasi membaca buku. Dok. Zenius
5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

Buku bacaan literasi memiliki beragam manfaat untuk perkembangan anak. Simak lima manfaat membaca buku jenis ini.


Universitas Jember Tambah 8 Guru Besar, dari Matematika sampai Ilmu Akuntansi

30 Januari 2024

Pengukuhan delapan Guru Besar baru Universitas Jember, Senin, 29 Januari 2024. Foto: Humas Universitas Jember
Universitas Jember Tambah 8 Guru Besar, dari Matematika sampai Ilmu Akuntansi

Universitas Jember targetkan tembus 100 guru besar pada 2028.


Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

27 Januari 2024

Sejumlah pegiat literasi membaca buku saat kampanye #RuangBacaJakarta didalam Kereta MRT, Jakarta, Minggu, 8 September 2019. Kampanye ini merupakan gerakan MRT Jakarta untuk mendorong minat baca dan dan menjadikan membaca bagian dari gaya hidup masyarakat kota. TEMPO/Muhammad Hidayat
Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

Selain menambah wawasan, membaca buku dapat membantu penurunan dalam kesehatan mental, seperti stres dan demensia.


Dosen UPI Bandung Kembangkan Vaksin Matematika untuk Siswa SD-SMP

5 Januari 2024

Alat peraga berupa kartu permainan yang disebut Vaksin Matematika untuk membantu belajar siswa kelas 1-9. (Dokumentasi: UPI Bandung)
Dosen UPI Bandung Kembangkan Vaksin Matematika untuk Siswa SD-SMP

Dosen peneliti di UPI mengembangkan dan memproduksi alat peraga Matematika yang disebut Vaksin Matematika.


Pesan Dokter Anak untuk Tumbuhkan Minat Baca sejak Kecil

8 Desember 2023

Ilustrasi membacakan buku untu bayi. Bisnis.com
Pesan Dokter Anak untuk Tumbuhkan Minat Baca sejak Kecil

Dokter anak mengatakan orang tua perlu meluangkan waktu membaca bersama anak untuk perkembangan literasi awal dan menumbuhkan minat baca anak.


Pasca-Covid-19, Keterampilan Matematika dan Membaca Menurun di Kalangan Remaja

6 Desember 2023

Ilustrasi anak mengerjakan soal/matematika. Shutterstock
Pasca-Covid-19, Keterampilan Matematika dan Membaca Menurun di Kalangan Remaja

Keterampilan matematika dan membaca remaja mengalami penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya di banyak negara pasca-Covid-19.