TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona sedang menjadi perbincangan dan sumber kewaspadaan di berbagai negara. Awalnya, virus ini menyerang warga di Wuhan, Cina, dan tak hanya bisa menginfeksi saluran pernapasan, seperti tenggorokan dan paru-paru, tetapi juga jantung walau tidak secara langsung.
"Tidak secara langsung. Virus corona memunculkan suatu infeksi, terutama pada paru. Paru kan berhubungan dengan organ tubuh. Infeksi berpengaruh pada tubuh, termasuk pada jantung," ujar dokter spesialis jantung Rumah Sakit MMC Jakarta, Dicky Armein Hanafy.
Jika infeksi menyebar ke tenggorokan dan paru-paru, penderita bisa mengalami pneumonia, terutama jika berusia lanjut, orang dengan penyakit jantung, atau dengan sistem kekebalan yang lemah. Dicky mengatakan efek terburuknya kematian pada penderita, terutama jika menginfeksi jantung.
Apa itu virus corona? Virus corona pertama kali diisolasi pada 1937 dari infeksi virus bronkitis pada unggas. Selama 70 tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan virus ini dapat menginfeksi hewan lain seperti tikus, anjing, kucing, kalkun, kuda, dan babi, seperti dilansir Medical News Today.
Pada manusia, virus corona diidentifikasi pada 1960-an dan tipe yang paling umum menyerang manusia ialah, OC43, 229E, NL63 dan HKU1. Dua penyakit berbahaya yang ditimbulkan virus corona ini ialah SARS dan MERS. Laman WebMd menyebut, penyebaran virus biasanya paling sering melalui batuk dan bersin orang yang terinfeksi, menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi, atau menyentuh hal-hal, seperti gagang pintu yang disentuh orang yang terinfeksi. Adapun gejala yang umumnya penderita rasakan antara lain pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan kadang-kadang demam.
Bagaimana caranya agar tak terkena virus? Salah satu cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari infeksi virus termasuk corona ialah memiliki daya tahan tubuh kuat.
"Semakin turun daya tahan tubuh, semakin dia tidak bisa melawan virus tersebut. Itu berlaku untuk semua virus. Pada dasarnya, semua virus bisa dilawan dengan daya tahan tubuh yang kuat," kata Dicky.
Agar daya tahan tubuh kuat, Anda bisa mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan antioksidan, misalnya kacang-kacangan, sayuran, dan buah seperti apel, anggur, jeruk, kurma, bawang putih, tomat, serta brokoli dan ubi.
Selain itu, rajinlah beraktivitas fisik. Anda bisa memilih lari, sekedar naik dan turun tangga, push up, atau lompat tali, setidaknya 3-5 kali dalam seminggu. Hal lain yang bisa dilakukan adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti rajin mencuci tangan dengan sabun dan air, atau menggunakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol. Sebaiknya hindari menjamah mata, hidung, dan mulut dengan jari atau tangan yang belum dicuci, hindari kontak dengan orang yang terinfeksi, beristirahat cukup, dan penuhi asupan cairan tubuh.
Kalau terlanjur terinfeksi apa yang bisa dilakukan? "Yang penting infeksi virus tidak tambah parah sehingga pasien bisa selamat, yaitu dengan memperbaiki kondisi pasien. Kalau bertambah berat, bisa menyerang seluruh tubuh. Yang bisa dilakukan, kondisi pasien harus sebaik mungkin," ujar Dicky.