Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Ingatkan Gejala yang Perlu Diwaspadai Terkait Virus Corona

Reporter

image-gnews
Seorang pria berjalan melewati pemberitahuan untuk penumpang tentang virus corona baru yang telah pecah di Cina, di stasiun kereta api Seoul di Seoul, Korea Selatan, 23 Januari 2020. Yonhap via REUTERS
Seorang pria berjalan melewati pemberitahuan untuk penumpang tentang virus corona baru yang telah pecah di Cina, di stasiun kereta api Seoul di Seoul, Korea Selatan, 23 Januari 2020. Yonhap via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika seseorang terjangkit virus corona, gejala yang timbul mirip seperti infeksi saluran pernapasan, seperti batuk disertai demam atau sebaliknya demam dulu lalu diikuti dengan batuk. Gejala lain adalah mulai sesak napas sampai gejala agak berat, yakni kesulitan dalam bernapas sehingga harus membutuhkan alat-alat bantu untuk pernapasan.

Orang yang diduga terjangkit virus tersebut harus dilacak riwayat kontak dan perjalanannya selama 14 hari sebelumnya untuk mencari tahu apakah dia pernah kontak dengan pasien yang menunjukkan gejala terinfeksi virus corona.

"Kalau di rumah sakit, setelah kontak dengan pasien, setelah merawat pasien kemudian timbul gejala, dan itu mesti diwaspadai. Tentu gejala-gejala itu menjadi entry point untuk mencurigai kasusnya. Tapi, kemudian harus dikonfirmasi ke laboratorium apakah dia betul terinfeksi oleh virus corona," ujar Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Amin Subandriyo.

Untuk kasus yang lebih parah, orang yang terjangkit virus corona ini bisa mengalami gejala berat, seperti pneumonia berat, gagal napas, gagal ginjal, sampai kematian. Amin menuturkan memang virus corona sudah pernah ditemukan di berbagai binatang dan hewan itu bisa menularkan ke manusia, seperti virus MERS yang ditularkan dari unta ke manusia.

Namun, untuk virus corona yang baru ditemukan di Cina, ditenggarai ditularkan oleh ular atau kelelawar. Tetapi, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan penularan itu berasal dari hewan mana.

"Yang saat ini diisolasi di Wuhan ini memang belum dibuktikan secara eksperimental dari hewan yang mana," tuturnya.

Otoritas di Wuhan sudah melakukan isolasi terhadap hewan-hewan yang mungkin menjadi sumber infeksi virus itu. "Awalnya mereka yang sakit adalah yang kerja di pasar ikan, tapi ternyata di pasar ikan itu juga dijual hewan lain yang dikonsumsi oleh masyarakat," katanya.

Hewan tersebut berperan sebagai pembawa virus saja dan tidak memiliki gejala apapun seperti sakit jika di dalam tubuhnya terdapat virus corona, sehingga masyarakat tidak dapat membedakan secara kasat mata hewan yang berada di sekitar atau yang dikonsumsi itu membawa virus corona atau tidak.

Untuk mengetahui orang positif atau negatif terjangkit virus corona, maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Lendir yang ada di tenggorokan bagian belakang dapat diambil lalu dikirim ke laboratorium untuk diperiksa sehingga dapat diketahui ada tidaknya virus corona dalam tubuh pasien.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ini, baru ada dua laboratorium di Jakarta yang bisa melakukan pemeriksaan itu, yakni di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Hingga saat ini, sebanyak tiga negara di Asia Tenggara telah mengumumkan adanya kasus positif pasien terjangkit virus corona, yakni Singapura, Vietnam, dan Thailand.

Baik di Thailand dan Vietnam, masing-masing negara ditemukan sebanyak dua warga negara Cina yang positif terjangkit virus corona. Di Singapura, sudah tiga orang yang positif mengidap virus corona. Sementara itu, Jepang pada Jumat, 24 Januari 2020 memastikan ada orang kedua yang terpapar virus corona baru dari Cina.

Demikian juga pemerintah Korea Selatan telah memastikan kasus kedua virus corona yang berasal dari Cina. Sedangkan di Indonesia, belum ada ditemukan kasus pasien yang positif terkena virus corona. Hingga saat ini, ada empat terduga ditemukan di Indonesia.

Direktur Medik dan Perawatan Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta, Dr. Diany Kusumawardhani, mengatakan pihaknya saat ini sedang merawat satu pasien yang menjadi terduga virus corona tetapi kondisinya masih stabil dan tidak ada perburukan.

"Belum dinyatakan sebagai virus corona," ujar Diany.

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali merawat tiga pasien yang diduga terjangkit virus corona. Mereka merupakan wisatawan asing, yakni satu orang dewasa asal Meksiko dan dua di antaranya anak-anak berusia sekitar 5-6 tahun yang berasal dari Cina.

"Tiga pasien itu masih suspect, belum pasti. Untuk menjelaskan itu perlu pemeriksaan swipe dan sudah dikirim ke Jakarta, belum ada hasilnya. Sementara kami rawat sebagai observasi dulu," kata kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah, Dr. dr. I Ketut Sudartana.

Terkait virus corona yang mewabah di kota Wuhan, Cina, Presiden RI Joko Widodo meminta seluruh pihak terkait untuk memperketat pengawasan setiap kedatangan orang dan barang dari luar negeri serta memerintahkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk mencegah penularan virus corona di Indonesia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

2 hari lalu

Ilustrasi-Ketika kanker ovarium masih dalam tahap awal, yaitu ketika kanker masih terbatas pada ovarium, ada kemungkinan besar untuk berhasil diobati, kata seorang spesialis onkologi. (ANTARA/Shutterstock/mi_viri)
Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

Kanker ovarium stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, yang dapat menyebabkan diagnosis tidak terjawab.


26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

2 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.


3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

3 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

Ada tiga gejala yang perlu diwaspadai terkait kanker ginjal. Pasalnya, kebanyakan pasien tak merasakan gejala sehingga penting mengetahui tandanya.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

15 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

16 hari lalu

Ilustrasi wanita bermata cokelat. Pixabay.com
12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Peringatan tersebut bertujuan untuk mengingatkan semua orang mengenai faktor risiko glaukoma dan melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara teratur.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

16 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

21 hari lalu

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.


Inilah Tanda-tanda Awal Serangan Jantung

21 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Inilah Tanda-tanda Awal Serangan Jantung

Serangan jantung memiliki tanda-tanda awal. Apa saja?


Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Wali Kota Depok Mohammad Idris menjelaskan tentang program pemberian makanan tambahan usai rapat paripurna persetujuan DPRD terhadap raperda APBD Kota Depok Tahun 2024 di Gedung DPRD Kota Depok, Rabu 22 November 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.


Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Para penumpang bus duduk disebelah tanda silang guna menerapkan social distancing saat hari pertama pelonggaran lockdown di Manila, Filipinw, 1 Juni 2020. REUTERS/Eloisa Lopez
Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.