TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona bisa menyebar dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui udara, misalnya dari batuk dan bersin atau dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan. Selain itu, menggunakan masker bisa mencegah menyentuh mulut dan hidung secara langsung. Begitu menurut ahli penyakit menular dari Vanderbilt University School of Medicine, William Schaffner.
Seiring merebaknya kasus virus corona selama beberapa waktu terakhir, masker menjadi salah satu benda yang dilirik sebagian orang karena dinilai bisa mencegah paparan virus. Di Hong Kong, masker yang biasa digunakan dokter dalam prosedur operasi bahkan menjadi barang yang paling dicari dengan harga jual mencapai 200 dolar Hong Kong atau setara Rp350.159 untuk satu kotak berisi 50 lembar.
Sebenarnya mampukah masker mencegah virus corona? Asisten profesor penyakit menular anak di NYU Langone, New York, Amerika Serikat, Dr. Vanessa Raabe, mengatakan masih ada potensi partikel menular terhirup melalui sekitar masker. Masker membantu mencegah individu sakit menyebarkan penyakitnya ke orang lain, namun ini tidak menjamin untuk melawan infeksi.
"Ada beberapa bukti transmisi (virus) dari orang ke orang, tetapi belum jelas apakah patogen itu yang menyebarkan atau melalui kontak langsung," katanya, seperti dilansir New York Post.
"Kami berasumsi patogen mungkin dapat menyebar di udara untuk jarak pendek," imbuh Raabe.
Untuk saat ini, Raabe merekomendasikan orang-orang rajin mencuci tangan, menghindari memegang mata, hidung, atau mulut, menutup batuk atau bersin dengan lengan atas daripada telapak tangan.
"Pada dasarnya, tindakan pencegahan yang harus kita ambil untuk mencegah penularan penyakit atau virus lain, seperti flu," tuturnya.
Hal senada mengenai masker juga diutarakan profesor virologi molekular di Universitas Nottingham, Inggris, Jonathan Ball. Menurutnya, secara umum masker tidak membantu sama sekali untuk mencegah terkena virus.
"Jika Anda tidak menggantinya secara teratur, masker bisa berpotensi menjebak virus dan akhirnya virus bergerak melalui masker ke saluran pernapasan," katanya, seperti dilansir The Telegraph.
Di sisi lain, ahli penyakit menular dari Johns Hopkins Center, Baltimore, Amerika Serikat, Amesh A. Adalja, seperti dilansir laman Prevention, menuturkan masker setidaknya bisa mencegah air ludah ataupun partikel yang keluar dari bersin dan batuk mengenai wajah atau mulut. Tetapi, yang harus diingat, masker tidak dirancang untuk digunakan selama delapan jam per hari.