TEMPO.CO, Jakarta - Maraknya penyebaran virus corona di dunia diikuti oleh berbagai kabar bohong. Lewat berbagai media sosial, hoaks tersebut disebarkan sehingga menimbulkan tanda tanya di masyarakat.
Salah satu di antaranya dan sedang ramai diperbincangkan publik adalah penggunaan masker terbalik. Melalui pesan berantai, dikabarkan bahwa masker yang digunakan dengan cara bagian dalam ke luar dan sebaliknya dipercaya bisa mencegah masuknya virus corona.
Dokter spesialis paru Erlina Burhan membantah kebenaran hal tersebut. Menurutnya, penggunaan masker untuk tujuan menurunkan risiko virus apapun, termasuk corona, harus tetap seperti cara pada umumnya.
“Yang hijau di luar dan yang putih di dalam. Itu yang paling benar bukan dibalik,” katanya dalam acara Info Sehat FKUI pada Kamis, 30 Januari 2020.
Ia menjelaskan bahwa masker bagian luar dan dalam sudah memiliki fungsi masing-masing. Untuk bagian luar, sifatnya tahan air sehingga cairan dari orang sekitar yang bersin bisa tertahan. Sedangkan yang bagian dalam, tujuannya untuk menyaring dan mennyerap percikan.
Hoaks lain yang disanggah oleh Erlina adalah konsumsi alkohol untuk mencegah tubuh dari virus corona. Ia menjelaskan bahwa alkohol memang memiliki kandungan yang baik untuk mematikan virus.
Sayangnya, kadar pada minuman beralkohol tidak cukup kuat untuk membunuh virus, termasuk corona. Erlina menjelaskan bahwa kadar yang dimaksudkan harus 70 persen.
“Kalau minuman beralkohol pada umumnya tidak mungkin setinggi itu. Sedangkan kadar setinggi itu hanya ditemukan pada klorin dan iodin povid. Diminum, bisa merenggut nyawa. Jadi ini hoaks juga,” ungkapnya.