Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lama Single, Anda Alami Philophobia alias Fobia Jatuh Cinta?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi putus cinta. Shutterstock.com
Ilustrasi putus cinta. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Philophobia adalah fobia jatuh cinta. Fobia jatuh cinta sebenarnya cukup masuk akal. Jatuh cinta memang bisa menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Terutama, jika ada latar belakang cerita yang tidak mengenakkan di belakangnya.

Bagi sebagian orang, jatuh cinta bisa menjadi hal yang menyenangkan. Namun bagi beberapa orang lainnya, pengalaman yang seharusnya membuat berbunga-bunga ini bikin bergidik ngeri, bahkan membangkitkan gangguan kecemasan. Sejauh ini tidak ada ciri-ciri pasti yang dikelompokkan sebagai gejala philophobia. Sebab, kondisi ini belum masuk sebagai gangguan mental yang berdiri sendiri. Jika merujuk pada panduan diagnostik gangguan mental (DSM), fobia jatuh cinta masih masuk sebagai salah satu bagian dari fobia sosial.

Meski fobia jatuh cinta terdengar begitu pop, tapi sama seperti fobia lainnya, kondisi ini pun bisa membangkitkan gelapnya sisi psikologis seseorang. Philophobia bisa berujung pada depresi, isolasi sosial, bahkan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Fobia jatuh cinta lebih umum terjadi pada orang-orang yang punya trauma atau pernah merasa disakiti. Mereka takut, bahwa rasa sakit yang teramat sangat yang pernah dirasakan, akan terulang ketika kembali jatuh cinta. Bagi beberapa pengidap philophobia lainnya, trauma yang mereka rasakan bukan perkara sakit hati terhadap pasangan, tapi pada keluarga. Orang dewasa yang semasa kecilnya ditelantarkan orangtua dan tidak pernah menerima kasih sayang, juga berpotensi lebih besar tidak memiliki pandangan yang positif terhadap rasa cinta.

Fobia jatuh cinta juga bisa muncul sebagai salah satu mekanisme pertahanan diri bagi orang yang takut disakiti. Ibaratnya, jika tidak ingin dikecewakan oleh cinta, lebih baik tidak mencintai dan sama sekali tidak mengenal cinta.

Kondisi fobia umumnya bisa disembuhkan atau setidaknya dikurangi intensitasnya, termasuk fobia jatuh cinta. Langkah perawatan yang umum dilakukan adalah terapi, konsumsi obat-obatan, perubahan gaya hidup, maupun kombinasi ketiganya.

1. Terapi
Jenis terapi yang dapat dijalani untuk mengatasi philophobia adalah cognitive behavioral therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif. Pada sesi terapi ini, psikiater atau psikolog akan membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pikiran negatif yang muncul di kepala.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, terapis juga akan membantu pasien mengubah kepercayaannya terhadap cinta dan reaksinya saat merasakan cinta. Terapi ini dilakukan secara peralahan dan ditujukan untuk mengubah pola pikir dan perilaku secara keseluruhan.

2. Penggunaan obat tertentu
Pada sejumlah kasus, dokter juga dapat meresepkan obat antidepresan maupun obat untuk meredakan kecemasan para pengidap philophobia. Namun, pengobatan ini biasanya tidak berdiri sendiri, dan lebih dilakukan sebagai pendamping terapi.

3. Perubahan gaya hidup
Selain dengan kedua metode di atas, dokter juga dapat merekomendasikan langkah lain seperti olahraga dan teknik relaksasi.

Saya tahu, rasa takut jatuh cinta bukanlah yang mudah untuk diakui. Terkadang, kita merasa terlalu segan untuk dipandang lemah, bahkan di hadapan diri sendiri. Namun, tidak ada salahnya jika perbaikan dimulai sejak dini. Para ahli pun tidak akan menghakimi kisah Anda ketika sesi terapi dimulai.

Ingat, philophobia adalah bagian dari kondisi mental. Jadi tidak bijak rasanya jika diagnosis ini ditentukan dengan tebak-tebak buah manggis. Untuk Anda yang sudah merasa fobia ini mengganggu keseharian, jangan tunda rencana konsultasi. Semakin cepat Anda menjalani pengobatan, semakin cepat pula hati kembali terasa tenang.

SEHATQ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

2 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

2 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

2 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

7 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

7 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

9 hari lalu

Ilustrasi wanita lelah bekerja. Freepik.com
Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

Jika karyawan mengalami burnout, bukan hanya ia sendiri yang harus mencari solusi mengatasinya. Atasan juga perlu memperhatikan hal ini.


Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

12 hari lalu

Ilustrasi anak main game. Shutterstock.com
Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

Kak Seto mengatakan game atau permainan dengan kekerasan dan konten negatif mesti dibersihkan karena berdampak buruk pada anak.


Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

12 hari lalu

Ilustrasi lansia. Mirror.co.uk
Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

Banyak warga senior yang merasa kesepian setelah masa pensiun sehingga mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Apa yang perlu dilakukan?


4 Program Kesehatan yang Bisa Dorong Produktivitas Karyawan

13 hari lalu

Ilustrasi surat keterangan sakit / sehat dari dokter. Nieuwsblad.be
4 Program Kesehatan yang Bisa Dorong Produktivitas Karyawan

Produktivitas karyawan yang tinggi harus dibarengi dengan perhatian dan dukungan yang memadai dari perusahaan. Apa saja benefit yang bisa ditawarkan?


Menonton Drama Korea, Belajar Kesehatan Mental hingga Budaya Korea

15 hari lalu

Bagi Anda yang ingin menonton drama dengan tema thriller, beberapa list drama Korea detektif berikut ini bisa jadi pilihan. Ada banyak plot twist. Foto: Canva
Menonton Drama Korea, Belajar Kesehatan Mental hingga Budaya Korea

Beberapa drama Korea atau drakor mengajarkan beberapa hal secara populer misalkan soal kesehatan mental hingga budaya Korea Selatan.