TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Jefri Nichol kembali menjadi sorotan publik. Setelah kasus, kini ia diperbincangkan lantaran cuitan berbau kebencian yang dilontarkannya. Melalui media sosial Twitter, ia seolah menilai orang jelek dan ganteng.
"Yang ngetweet ‘kalau orang jelek ngelakuin ini pasti blablabla, kalau orang cakep ngelakuin ini pasti blablabla’ pasti mukanya emang, mohon maaf.. jelek," tulis @jefrinichol pada 31 Januari 2020.
Mengetahui cuitan tersebut, warganet pun geram dan langsung menyerangnya dengan tuduhan ujaran kebencian. Bahkan, namanya sempat menjadi topik tren Indonesia. Banyaknya kasus ujaran kebencian, khususnya di media sosial saat ini sangat memprihatinkan.
Huffington Post melaporkan bahwa perkataan yang mendorong kebencian adalah saat seseorang mengungkapkan hal yang benar-benar berbahaya atau menyinggung, baik kepada orang lain atau sekelompok orang tertentu. Sebut rasisme, seksisme, homofobia, dan lainnya.
Penting untuk melindungi hak dan kebebasan setiap individu, tidak peduli siapa atau apa mereka. Karena itu, penting juga untuk mengetahui batasan dan menghindari tindakan yang mengarah kepada ujaran kebencian. Dilansir dari situs UNESCO, inilah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menghindari tindak ujaran kebencian dalam penggunaan media sosial.
Perlunya pendidikan tentang etika media
Pendidikan tentang etika media harus berfokus pada hak dan kebebasan dalam menciptakan masyarakat yang damai. Menghadapi kebencian dimulai dengan kesadaran bahwa meskipun kebebasan berekspresi adalah hak asasi manusia yang mendasar, kemunculan media sosial telah menciptakan berbagai wadah untuk membuat dan menyebarkan ujaran kebencian.
Mengatur media sosial
Dengan mempelajari dan mengetahui etika serta undang-undang yang berlaku, atur penggunaan media sosial lebih positif. Hindari mengikuti akun-akun yang memicu kebencian. Jika perlu, Anda bisa melaporkan akun atau perkataan tersebut kepada pihak aplikasi untuk menghilangkan konten itu dari media sosial.
Mendorong korban dan saksi untuk melaporkan kejahatan yang terkait dengan kebencian
Tindak ujaran kebencian kerap tidak terlihat hanya karena banyak korban yang tidak tahu ke mana harus melaporkan kasus. Bahkan, terkadang korban tidak sadar bahwa dia adalah korban dari ujaran kebencian. Oleh karena itu, bangun kesadaran diri untuk meminimalkan maraknya tindakan ujaran kebencian di media sosial dengan membantu korban atau diri sendiri melaporkan jika mengalami tindak ujaran kebencian.