TEMPO.CO, Jakarta - Wabah virus corona masih menjadi topik hangat di Tanah Air. Banyak yang meningkatkan kewaspadaan mereka karena wabah itu. Virus yang awalnya terjadi Wuhan, Cina itu sudah menyebar ke berbagai negara, tak hanya di Asia namun hingga Eropa.
Bahkan sejak muncul di akhir Desember 2019 hingga kini, sebanyak 20 ribu orang sudah positif terinfeksi virus corona. 425 orang diantaranya juga meninggal dunia.
Beberapa orang beranggapan bahwa virus corona bisa mengaktifkan sel kanker jika diidap seseorang dalam jangka panjang. Apakah itu bisa terjadi? Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Persahabatan Erlina Burhan mengatakan tidak ada risiko sama sekali. “Masa ke kanker. Enggak lah itu beda,” katanya saat ditemui usai acara Media Briefing di Jakarta pada Kamis, 6 Februari 2020.
Berbicara mengenai komplikasi dan penyakit yang mungkin dialami oleh pasien virus corona, Erlina mengatakan bahwa dampak paling cepat dari virus corona adalah infeksi pernapasan. Sebab, virus corona pertama kali menyerang paru-paru.
Pada beberapa kasus ringan, virus corona hanya akan menyebabkan infeksi pernapasan ringan atau flu. “Kalau sudah menyebabkan infeksi pernapasan berat, bisa pneumonia (paru-paru basah),” katanya.
Apabila virus yang disebarkan lewat droplets (percikan) itu tidak segera ditangani dan diobati dengan benar oleh para ahli kesehatan, ditambah juga imunitas tubuh yang buruk, Erlina mengatakan bahwa corona dapat menyebabkan kerusakan organ lain. “Bisa ke ginjal dan hampir semua organ bisa rusak kalau racunnya kemana-mana,” katanya.