Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perayaan Cap Go Meh, Ini Rangkaian Tradisi dan Maknanya

image-gnews
Seorang pengunjung memberikan angpau kepada Barongsai saat pawai budaya Bogor Street Festival Cap Go Meh 2020 di Jalan Suryakencana, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 8 Februari 2020. Sekitar 40 sanggar memberikan penampilan terbaiknya dalam acara ini. TEMPO/Ahmad Tri Hawaari
Seorang pengunjung memberikan angpau kepada Barongsai saat pawai budaya Bogor Street Festival Cap Go Meh 2020 di Jalan Suryakencana, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 8 Februari 2020. Sekitar 40 sanggar memberikan penampilan terbaiknya dalam acara ini. TEMPO/Ahmad Tri Hawaari
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tahun Baru Imlek memang sudah berlalu atau lebih tepatnya telah dilangsungkan pada 25 Januari 2020 silam. Meski demikian, rangkaian acara hari raya itu masih berlaku hingga 15 hari setelahnya. Pada Sabtu, 8 Februari 2020, rangkaian terakhir pun dikenal dengan sebutan Cap Go Meh.

Dalam penggalan bahasa Mandarin, cap artinya sepuluh, go adalah lima dan meh ialah malam atau hari. Situs China Highlights mengatakan bahwa kegiatan ini dikerjakan dengan tujuan memberi penghormatan kepada Dewa Thai Yi, dewa tertinggi di Dinasti Han kuno.

Berbagai rangkaian tradisi pun dilangsungkan dalam menyambut Cap Go Meh. Salah satu diantaranya adalah pemasangan lentera. Dalam dialek Taiwan, lentera memiliki makna yang serupa dengan bayi laki-laki yang baru lahir. Untuk itu, diharapkan lentera dapat memberikan masa depan cerah dan beruntung usai perayaan Cap Go Meh.

Barongsai juga hadir selama perayaan Cap Go Meh. Menurut sejarah, orang kuno menganggap singa sebagai simbol keberanian dan kekuatan. Mereka juga meyakini bahwa singa bisa mengusir kejahatan dan melindungi manusia. Tak heran, tarian barongsai sering dilakukan dalam berbagai acara penting termasuk Cap Go Meh untuk menangkal kejahatan dan untuk mendapatkan keberuntungan dan keselamatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengkonsumsi tangyuan juga selalu dikerjakan selama Cap Go Meh. Melansir dari situs Travel China Guide, tangyuan merupakan makanan yang berbentuk bola yang terbuat dari tepung beras ketan yang diisi dengan gula putih, gula merah, biji wijen, kacang tanah, kenari, dan kelopak mawar. Para leluhur percaya bahwa tangyuan melambangkan keutuhan dan kebersamaan.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | CHINAHIGHLIGHTS | TRAVELCHINAGUIDE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

4 hari lalu

Kapal kajang terparkir di Sungai Mahat Gunung Malintang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra barat. Kapal ini disiapkan untuk perhelatan Alek Bakajang pada 13-17 April 2024. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

Alek Bakajang diyakini masyarakat sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu, biasanya dilaksanakan tiga hari setelah Idulfitri.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

6 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

7 hari lalu

Penari Seblang mengenakan omprok (hiasan kepala) dari janur, daun pisang muda, dan hiasan bunga segar untuk menutup kepala dan wajah. Tradisi ini digelar 15-21 April 2024 (Diskominfo Kabupaten Banyuwangi)
Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

Seblang merupakan salah satu tradisi adat suku Osing di Banyuwangi dalam mengejawantahkan rasa syukurnya.


Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

7 hari lalu

Gunungan sayur-mayur dan ketupat menjadi bagian dari rangkaian acara Bakdo Sapi yang diadakan di Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 17 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

Tradisi Bakdo Sapi digelar di akhir perayaan Lebaran, bertepatan dengan kupatan atau syawalan


Lebaran Topat Lombok Barat Akan Diadakan di Pantai Tanjung Bias

13 hari lalu

Lebaran Topat di Lombok Barat 2023 (dok. Dinas Pariwisata Lombok Barat)
Lebaran Topat Lombok Barat Akan Diadakan di Pantai Tanjung Bias

Lebaran Topat tahun ini akan digelar pada hari Rabu, 17 April 2024


Berbagai Tradisi Lebaran di Luar Negeri, dari Arab Saudi hingga Senegal

15 hari lalu

Warga Saudi menyambut penetapan Hari Raya Idul Fitri pada hari Selasa dengan antusias.[Saudi Gazette]
Berbagai Tradisi Lebaran di Luar Negeri, dari Arab Saudi hingga Senegal

Setiap negara punya tradisi unik dalam merayakan hari raya Idulfitri atau Lebaran. Di Indonesia, Lebaran dirayakan pada 10 April 2024.


Asal-Usul Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

27 hari lalu

Sejumlah pemuda memukul bekas tong plastik sambil menyanyikan lagu-lagu religi saat berkeliling pemukiman untuk membangunkan sahur di Balakong, Malaysia, 26 Maret 2023. Sejumlah pemuda berkeliling pemukiman warga sembari memainkan musik dengan bekas tong plastik dan menyanyikan lagu religi untuk membangunkan sahur pada bulan Ramadan. REUTERS/Hasnoor Hussain
Asal-Usul Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

Asal-usul tradisi membangunkan sahur di Indonesia diyakini telah eksis sejak Islam masuk ke Tanah Air dan memiliki sebutan berbeda di setiap daerah.


Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

33 hari lalu

Senja di desa adat Waerebo, 28 April 2017. Desa adat Waerebo terletak di atas ketinggian 1200 Mdpl di Kabupaten Manggarai, NTT. ANTARA FOTO
Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

Wae Rebo, desa di perbukitan Pulau Flores, NTT dinobatkan sebagai salah satu kota kecil tercantik di dunia oleh The Spector Index, serta diakui UNESCO


Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

40 hari lalu

Pemantauan daging segar oleh Pemkot Yogyakarta di pasar rakyat saat Ramadhan. (Dok. Istimewa)
Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

Kasus suspek antraks di Sleman dan Gunungkidul, Yogyakarta, itu diduga kembali terjadi karena adanya tradisi purak atau brandu yang berbahaya.


Rangkaian Tradisi Hari Raya Nyepi yang Sakral dan Penuh Makna

44 hari lalu

Umat Hindu membasuh kaki sembari memanggul sesajen untuk persembahan pada ritual Melasti di Pura Melasti Pantai Dupa, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu, 10 Maret 2024. Upacara Melasti yang digelar sehari menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 itu untuk meningkatkan Sradha dan Bhakti kepada para Dewata manifestasi Tuhan Yang Maha Esa, untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat, menghilangkan papa klesa, dan mencegah kerusakan alam. ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Rangkaian Tradisi Hari Raya Nyepi yang Sakral dan Penuh Makna

Nyepi bermakna sebagai hari kebangkitan, pembaharuan, toleransi, hingga kedamaian. Kenali tradisi Hari Raya Nyepi dalam berikut ini.