Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahaya Makanan dengan Protein Tinggi, Masalah Jantung

Reporter

image-gnews
Ilustrasi sop daging. Youtube.com
Ilustrasi sop daging. Youtube.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian menunjukkan makanan dengan protein tinggi memiliki risiko terhadap kesehatan tubuh. Dilansir dari Medical News Today, penelitian terbaru yang dilakukan oleh Pennsylvania State University (Penn State) menemukan adanya hubungan antara konsumsi makanan berprotein tinggi dengan peningkatan risiko penyakit kardiometabolik.

Para peneliti menyatakan protein terdiri dari senyawa kecil yang disebut asam amino dan beberapa di antaranya mengandung atom unsur sulfur. Mereka menamainya dengan asam amino sulfur.

Tubuh manusia membutuhkan asam amino ini untuk berfungsi dengan baik. Namun, seperti halnya dengan banyak nutrisi lain, jika asam amino itu hadir dalam jumlah yang berlebihan, maka bisa menghasilkan dampak buruk.

Hal itu lah yang diteliti oleh ilmuwan dari Penn State. Mereka melihat status kesehatan 11.576 orang yang melakukan diet lalu membuat skor risiko penyakit kardiometabolik gabungan yang menilai risko masing-masing terhadap masalah seperti penyakit jantung, struk, dan diabetes. Dalam hal ini, mereka mengukur tingkat biomarker dalam darah partisipan setelah berpuasa selama 10-16 jam,

“Biomarker ini merupakan indikasi risiko seseorang terhadap penyakit, seperti halnya kadar kolesterol tinggi yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular,” jelas John Richie, yang merupakan salah satu penulis penelitian.

Selain itu, para peneliti juga menganalisis informasi tentang kebiasaan diet para peserta, termasuk perhitungan asupan nutrisi. Untuk mengerucutkan penelitian, mereka mengecualikan partisipan yang mengonsumsi asam amino dalam takaran rendah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun, analisis akhir tim mengungkapkan bahwa para peserta terpilih memiliki asupan rata-rata asam amino sulfur lebih banyak hingga 2,5 kali dibandingkan kebutuhan tubuh per hari. Mereka juga menemukan peserta dengan asupan asam amino sulfur yang tinggi cenderung memiliki skor risiko kardiometabolik yang juga tinggi.

Hubungan keduanya tetap ada bahkan setelah para peneliti memperhitungkan faktor pembaur seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat kesehatan para partisipan. Adapun, peneliti menyebut bahwa asam amino sulfur bersumber dari hampir semua jenis makanan.

“Daging dan makanan berprotein tinggi lain umumnya memiliki kandungan asam amino sulfur yang lebih tinggi. Orang-orang yang makan banyak produk nabati akan mengonsumsi asam amino sulfur yang lebih rendah,” kata Zhen Dong, penulis utama penelitian.

Kendati telah ditemukan keterkaitan antara konsumsi protein yang tinggi dengan risiko penyakit kardiometabolik, para peneliti mengingatkan bahwa temuan ini masih dalam bentuk pengamatan dan masih harus diverifikasi lebih lanjut.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hakim ICJ Perintahkan Israel Memastikan Makanan dan Obat-obatan Masuk ke Gaza

3 jam lalu

Seorang tentara Israel berjalan di dekat truk bantuan dengan pasokan kemanusiaan yang menunggu di Gerbang 96, pintu masuk yang baru dibuka memungkinkan akses lebih cepat ke Gaza utara, di Israel, 21 Maret 2024. REUTERS/Amir Cohen
Hakim ICJ Perintahkan Israel Memastikan Makanan dan Obat-obatan Masuk ke Gaza

Para hakim (ICJ) dengan suara bulat memerintahkan Israel untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan pasokan makanan pokok ke Gaza


Cara Menyimpan Kolang Kaling agar Tahan Lama, Bisa sampai Seminggu

15 jam lalu

Pegadang memilah kolang kaling di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. Di bulan Ramadan pedagang mengaku penjualan kolang kaling meningkat, di hari normal pedagang hanya bisa menjual 4 kwintal dalam waktu seminggu sementara di bulan Ramadan kali ini 1 kwintal dalam sehari yang dijual harga eceran Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Cara Menyimpan Kolang Kaling agar Tahan Lama, Bisa sampai Seminggu

Kolang kaling merupakan buah yang umumnya tahan selama 2-3 hari. Berikut cara menyimpan kolang kaling agar tahan lama, hingga 1 minggu.


Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

1 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

Spesialis jantung meminta mewaspadai gangguan atrial fibrilasi bila sering merasa sempoyongan. Apa itu?


Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

1 hari lalu

Ilustrasi dokter melakukan operasi jantung. Foto: Heartology Cardiovascular Hospital
Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

Ada berbagai masalah terkait penyakit jantung dan EKG pun berperan penting sebagai rekaman aktivitas listrik jantung.


Memahami Sindrom Brugada, Gangguan Irama Jantung dengan Risiko Kematian

1 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Memahami Sindrom Brugada, Gangguan Irama Jantung dengan Risiko Kematian

Jenis penyakit jantung yang paling sering mengakibatkan henti jantung adalah gangguan irama jantung seperti Sindrom Brugada. Bagaimana menanganinya?


Spesialis Sarankan Penderita Penyakit Jantung Kategori Ini Tak Puasa Ramadan

1 hari lalu

Ilustrasi jantung wanita. shutterstock.com
Spesialis Sarankan Penderita Penyakit Jantung Kategori Ini Tak Puasa Ramadan

Pakar mengungkapkan puasa Ramadan pada penderita penyakit jantung akut dikhawatirkan dapat mengakibatkan ketidakstabilan pompa jantung.


Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

4 hari lalu

Puluhan massa dari organisasi CISDI bersama dengan Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melakukan aksi demo mendukung diberlakukannya cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di kawasan Patung Kuda, Monas,  Jakarta, Rabu 18 Oktober 2023. Studi meta analisis pada 2021 dan 2023 mengestimasi setiap konsumsi 250 mililiter MBDK akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 12 persen, risiko diabetes tipe 2 sebesar 27 persen, dan risiko hipertensi sebesar 10 persen (Meng et al, 2021; Qin et al, 2021; Li et al, 2023). Mengadaptasi temuan World Bank (2020), penerapan cukai diprediksi meningkatkan harga dan mendorong reformulasi produk industri menjadi rendah gula sehingga menurunkan konsumsi MBDK. Penurunan konsumsi MBDK akan berkontribusi terhadap berkurangnya tingkat obesitas dan penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, hingga penyakit jantung koroner. TEMPO/Subekti.
Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

Bappenas mengklaim penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan akan menekan penyakit diabetes, jantung dan stroke di masyarakat.


Macam Makanan yang Sebaiknya Tidak Dipanaskan Lagi

5 hari lalu

Ilustrasi memanaskan makanan (Pixabay.com)
Macam Makanan yang Sebaiknya Tidak Dipanaskan Lagi

Beberapa jenis makanan sebaiknya tidak dihangatkan kembali dan harus selalu dimakan saat segar. Apa saja?


8 Menu Sahur Sehat untuk Ibu Hamil yang Baik untuk Janin

5 hari lalu

Ada beberapa menu sahur sehat untuk ibu hamil yang bagus untuk janin. Menu ini kaya akan protein dan serat, serta kandungan nutrisi penting lainnya. Foto: Canva
8 Menu Sahur Sehat untuk Ibu Hamil yang Baik untuk Janin

Ada beberapa menu sahur sehat untuk ibu hamil yang bagus untuk janin. Menu ini kaya akan protein dan serat, serta kandungan nutrisi penting lainnya.


Saran Pakar Gizi untuk Lengkapi MPASI dengan Aneka Nutrisi Telur

6 hari lalu

Ilustrasi telur. Sumber: iStock/foxnews.com
Saran Pakar Gizi untuk Lengkapi MPASI dengan Aneka Nutrisi Telur

Telur merupakan sumber protein hewani yang serbaguna untuk memenuhi kebutuhan gizi anak saat diolah menjadi MPASI.