TEMPO.CO, Jakarta - Sudah bukan rahasia lagi bahwa banyak produk makanan yang menggunakan pengawet demi menjaga mutu dan kesegarannya. Seperti namanya, bahan pengawet adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau menghambat pembusukan yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur.
Meski istilah pengawet terdengar menakutkan, bahan pengawet makanan sebenarnya tidak seseram itu dan tidak semuanya berbahaya. Dalam kadar tertentu, pengawet dinilai aman untuk dikonsumsi manusia. Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 36 Tahun 2013, BPOM telah mengatur jenis-jenis pengawet yang boleh digunakan dalam pangan, serta batas maksimum penggunaannya. Apa sajakah bahan pengawet makanan yang dinilai aman untuk dikonsumsi tersebut?
1. Asam sorbat
Asam sorbat dapat ditemukan secara alami dalam buah-buahan, terutama jenis beri. Ketika digunakan sebagai pengawet, asam ini harus diolah terlebih dulu. Asam sorbat paling sering dipakai untuk makanan. Mulai dari wine, keju, roti, kue-kue, serta daging. Jenis pengawet ini efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur, yang dapat merusak makanan dan menyebabkan penyakit.
Meski dinilai aman untuk penggunaan reguler serta tidak terkait dengan kanker atau masalah kesehatan serius lainnya, asam sorbat bisa memicu alergi pada beberapa orang. Reaksi alergi yang timbul biasanya tergolong ringan.
2. Asam benzoat dan natrium benzoat
Asam benzoat lebih banyak digunakan dalam bentuk garamnya, yakni natrium benzoat. Karena versi asamnya tidak bisa larut dalam air. Natrium benzoat bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berpotensi berbahaya, sehingga dapat mencegah pembusukan.
Jenis bahan pengawet makanan ini sangat efektif untuk makanan asam seperti soda, jus lemon kemasan, saus salada, kecap, dan bumbu lainnya. Hanya saja, keamanan natrium benzoat kerap dipertanyakan. Berbagai penelitian telah mengaitkan bahan pengawet makanan ini dengan peningkatan risiko peradangan, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan obesitas. Walau begitu, masih dibutuhkan studi lebih lanjut dan lebih luas untuk membuktikan efek samping bahan pengawet makanan ini.