3. Sulfit
Dikenal juga sebagai sulfur dioksida, sulfit banyak digunakan dalam makanan. Misalnya, daging, buah-buahan, jus buah, sayur, sirup, wine, dan selai. Bahan pengawet makanan ini mampu mencegah mikroorganisme masuk ke dalam makanan, sehingga mutu dan kualitasnya tetap terjaga. Selain itu, sulfit juga dapat membantu dalam mempertahankan warna pada makanan.
Sulfit bisa menyebabkan alergi pada beberapa orang, dan ini lebih rentan terjadi pada orang-orang yang mengidap asma. Jika Anda adalah penderita asma dan merasa kekambuhan gejala dipicu oleh bahan pengawet makanan ini, Anda bisa melakukan tes alergi untuk memastikannya. Bila hasil tes menunjukkan bahwa Anda alergi terhadap sulfit, Anda disarankan untuk menghindari jenis pengawet ini. Cermati bagian label pada kemasan sebelum membeli makanan atau minuman apapun. Sulfit bisa dicantumkan dengan istilah lain, seperti potassium bisulfite atau metabisulfite.
4. Nitrat dan nitrit
Nitrat dan nitrit berguna untuk mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya, menambah rasa asin pada makanan, serta memberi warna merah atau merah muda pada daging. Keduanya sering dimasukkan ke dalam daging olahan, seperti sosis, bacon, dan ham. Kedua bahan pengawet makanan ini kerap dianggap sebagai penyebab daging olahan bisa meningkatkan risiko kanker. Meski demikian, belum ada penelitian yang benar-benar dapat membuktikan klaim tersebut.
Masalah lainnya juga bisa timbul jika nitrit terkena panas tinggi sekaligus tercampur asam amino. Proses ini dapat mengubah nitrit menjadi senyawa yang bernama nitrosamine. Ada banyak jenis nitrosamine dan sebagian besar diketahui dapat menyebabkan kanker. Baik nitrat maupun nitrit dapat ditemukan pada sayur dan mampu diproduksi sendiri oleh tubuh manusia.
5. Nisin
Nisin adalah bahan pengawet makanan yang dihasilkan dari bakteri asam laktat bernama Lactococcus lactis subspesies lactis. Menurut banyak penelitian, nisin dapat melawan berbagai jenis bakteri Gram-positif dan spora. Akan tetapi, senyawa ini dinilai kurang efektif dalam membasmi bakteri Gram-negatif, ragi, dan jamur. Nisin banyak digunakan untuk keju alami maupun olahan, produk susu, roti, makanan kaleng, daging serta ikan, yoghurt, saus salada, dan minuman beralkohol.
Seperti dilansir Sehatq, memang ada beberapa jenisnya yang aman untuk dikonsumsi dalam kadar tertentu. Meski begitu, terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan berarti Anda telah memasukkan banyak pengawet ke dalam tubuh. Hal ini bisa meningkatkan risiko obesitas, hipertensi, penyakit jantung, hingga kanker. Oleh karena itu, senantiasa perhatikan komposisi bahan-bahan yang digunakan dalam label yang tercantum di kemasan. Jangan sampai ada yang merugikan kesehatan Anda.