Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Minimalisir Paparan Radiasi Nuklir dengan Mandi dan Banyak Makan

Reporter

image-gnews
Tim Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Tim Teknis Kimia Biologi Radioaktif (TKBR) Gegana Brimob Mabes Polri melakukan Dekontaminasi terhadap temuan paparan tinggi radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Minggu, 15 Februari 2020. Dekontaminasi dilakukan dengan mengambil tanah dan tumbuhan yang terpapar radioaktif untuk dibawa ke Lab Nuklir untuk mengetahui tingkat keamanan paparan tinggi radioaktif di kawasan tersebut. ANTARA
Tim Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Tim Teknis Kimia Biologi Radioaktif (TKBR) Gegana Brimob Mabes Polri melakukan Dekontaminasi terhadap temuan paparan tinggi radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Minggu, 15 Februari 2020. Dekontaminasi dilakukan dengan mengambil tanah dan tumbuhan yang terpapar radioaktif untuk dibawa ke Lab Nuklir untuk mengetahui tingkat keamanan paparan tinggi radioaktif di kawasan tersebut. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Paparan radiasi zat radioaktif Cesium 137 (Cs-137) ditemukan di lingkungan area tanah kosong di samping lapangan voli Blok J Perumahan Batan Indah Serpong Tangerang Selatan Banten. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) saat ini tengah melakukan investigasi dengan mendata pemilik bahan radioaktif Cesium 137 di Indonesia untuk menemukan pelaku pembuangan limbah Cs-137 tersebut di pemukiman warga.

Paparan radiasi nuklir seperti yang terjadi di Perumahan Batan Serpong bisa menyebabkan efek akut atau efek segera dan juga efek jangka panjang. Efek akut paparan radiasi nuklir dalam jumlah besar, lama, dan dekat bisa menyebabkan mual, muntah, pusing, sakit kepala, lemas, mata merah, kulit merah, luka bakar, bahkan meninggal dunia. Sementara efek jangka panjang yang lebih berbahaya dari efek akut adalah merusak sel DNA manusia dan terjadi mutasi genetik di dalam tubuh seperti munculnya sel kanker.

Praktisi kesehatan menyebutkan mandi dengan air mengalir serta banyak makan dan minum bisa membantu menghilangkan paparan radiasi nuklir pada tubuh.

"Mandi dengan air mengalir dan menggunakan sabun bisa membantu menghilangkan paparan radiasi nuklir yang menempel pada kulit," kata praktisi kesehatan yang juga spesialis kedokteran nuklir dari RS MRCCC Siloam Semanggi Jakarta, dr. Ryan Yudistiro Sp.KN M.Kes.

"Begitu terkontaminasi, langsung mandi. Langsung membersihkan badan seluruh tubuh dengan air mengalir pakai sabun yang bersih, sampai radiasinya turun," kata Ryan.

Ryan menjelaskan di setiap instalasi kedokteran nuklir biasanya disediakan pancuran khusus dengan sabun khusus bernama radiacwash untuk membantu mempercepat dekontaminasi radiasi zat radioaktif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara, untuk mengatasi radiasi nuklir yang sudah masuk ke dalam tubuh bisa dilakukan dengan banyak makan dan minum agar radiasi tersebut ikut keluar lewat buang air besar dan buang air kecil. Namun, Ryan menjelaskan upaya tersebut tidak bisa menghilangkan seluruh paparan radiasi nuklir yang ada pada tubuh melainkan hanya sebagian saja, sementara sebagian lain tertahan di dalam tubuh.

"Cuma sebagian, karena ada sebagian besar yang teretensi di dalam tubuh. Itu yang kita mesti observasi dampaknya, kapan dia muncul efek jangka panjangnya," jelasnya.

"Bahkan tidak ada tindakan medis yang bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk membantu mengurangi paparan radiasi nuklir di dalam tubuh seseorang," tambahnya.

Setidaknya, tenaga medis hanya bisa mengobservasi kesehatan orang yang terpapar apabila di kemudian hari efek jangka panjang dari paparan radiasi nuklir menyebabkan mutasi genetik, seperti munculnya sel kanker.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Atasi Pencemaran Radioaktif Sesium-137, BRIN Kembangkan Metode Fitoremediasi

23 hari lalu

Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26. Kredit: ANTARA/HO-Humas BRIN
Atasi Pencemaran Radioaktif Sesium-137, BRIN Kembangkan Metode Fitoremediasi

BRIN sedang mengupayakan bagaimana cara mengatasi kontaminasi Cs-137 di lingkungan.


Kolaborasi Brimob dan UGM Ciptakan Alat Proteksi Radioaktif dan Nuklir, Disebut Pertama di Dunia

46 hari lalu

Alat proteksi radioaktif dan nuklir pertama di dunia hasil kolabotasi KBRN Pasukan Korbrimob Polri dan UGM ditunjukkan dalam Rakernis TA 2024 Korbrimob Polri di Gedung Satya Haprabu Mako Brimob Kelapadua, Cimanggis, Kota Depok pada Kamis, 7 Maret 2024. Foto: Humas Brimob
Kolaborasi Brimob dan UGM Ciptakan Alat Proteksi Radioaktif dan Nuklir, Disebut Pertama di Dunia

Inovasi ini dilatarbelakangi adanya ancaman berintensitas tinggi radioaktif nuklir berbahaya di wilayah Tangerang, Banten, tahun 2020.


4 Jenis Kanker dengan Pilihan Pengobatan Paling Beragam

18 Februari 2024

ilustrasi kemoterapi (pixabay.com)
4 Jenis Kanker dengan Pilihan Pengobatan Paling Beragam

Meskipun rumit, beberapa jenis kanker punya lebih banyak pilihan pengobatan. Berikut jenis kanker yang disebut punya lebih banyak opsi pengobatan.


Pakar Jelaskan Kedokteran Nuklir dan Kelebihannya

12 Februari 2024

Kedokteran nuklir menggabungkan diagnostik dan terapi (teranostik) untuk penyembuhan aneka penyakit kanker. (Foto Dok.Humas RSHS)
Pakar Jelaskan Kedokteran Nuklir dan Kelebihannya

Nuklir yang digunakan dalam kedokteran nuklir berskala medis sehingga sangat aman, bahkan menguntungkan untuk diagnostik dan terapi.


Beda Radioterapi Eksternal dan Internal untuk Penanganan Kanker

7 Februari 2024

Seorang penderita penyakit kanker, saat akan menjalani pengobatan radiasi untuk mematikan jaringan sel-sel kanker, di ruang Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, 20 Mei 2016. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia dan Serikat Pengendalian Kanker Internasional memprediksi peningkatan penderita kanker sebesar 300 persen di seluruh dunia pada tahun 2030. TEMPO/Imam Sukamto
Beda Radioterapi Eksternal dan Internal untuk Penanganan Kanker

Pahami beda radioterapi internal dan eksternal untuk pengobatan kanker. Simak penjelasan pakar berikut.


Memahami Terapi Radiasi untuk Pengobatan Pasien Kanker, Cek Kelebihannya

5 Februari 2024

Petugas mempersiapkan radiasi untuk penderita penyakit kanker di ruang Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, 20 Mei 2016. Sekitar 70 persen penderita kanker berada di negara berkembang seperti Indonesia dengan prevalensi kanker mencapai 4,3 banding 1.000 orang. TEMPO/Imam Sukamto
Memahami Terapi Radiasi untuk Pengobatan Pasien Kanker, Cek Kelebihannya

Terapi radiasi atau radioterapi berguna untuk membunuh benih-benih kanker yang sekiranya masih tersisa setelah pembedahan dan kemoterapi.


6 Fakta Smart Luggage, Boleh Masuk Kabin Pesawat Asal Lakukan Hal Ini

19 Januari 2024

koper pintar Bluesmart Series 2.MEN`S JOURNAL.COM
6 Fakta Smart Luggage, Boleh Masuk Kabin Pesawat Asal Lakukan Hal Ini

Tidak semua smart luggage dilarang masuk kabin pesawat. Ada yang dibolehkan masuk asal melakukan hal ini sebelumnya.


Mengenal Bikini Atoll, Pulau yang Pernah Dijadikan Uji Coba Bom Atom Amerika Serikat

17 Januari 2024

Ilustrasi ledakan bom nuklir. news.com.au
Mengenal Bikini Atoll, Pulau yang Pernah Dijadikan Uji Coba Bom Atom Amerika Serikat

Uji coba bom atom di Pulau Bikini Atoll menjadi ledakan bom atom pertama di bawah air di dunia.


Berjuang Lawan Kanker, Vidi Aldiano Selesai 10 Kali Terapi Radiasi

13 Desember 2023

Vidi Aldiano selesai menjalani terapi radiasi untuk menyembuhkan kanker dalam tubuhnya. Foto: Instagram/@vidialdiano
Berjuang Lawan Kanker, Vidi Aldiano Selesai 10 Kali Terapi Radiasi

Selain berterima kasih ke diri sendiri, Vidi Aldiano juga meminta doa agar bisa terus semangat berjuang melawan kanker dalam tubuhnya.


Waspada, Ini 5 Pemicu Kanker Tulang

10 Desember 2023

Rathis Supiksa (7) yang didiagnosis menderita kanker darah dan kanker tulang di kakinya, duduk di atas meja di dapur umum di rumah singgah perawatan kanker dekat Rumah Sakit Apeksha, Kolombo, Sri Lanka, 15 Agustus 2022. Seluruh Rumah sakit di Sri Lanka tengah berjuang untuk mengatasi kekurangan obat selama delapan bulan terakhir saat terjadinya krisis ekonomi. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Waspada, Ini 5 Pemicu Kanker Tulang

Salah satu pemicu kanker tulang adalah keturunan