Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Awas, Obesitas dan Merokok Bisa Sebabkan GERD

Reporter

image-gnews
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Apakah Anda sudah memahami penyakit gastroesophageal reflux atau GERD? Ini adalah penyakit pencernaan karena asam lambung atau empedu mengiritasi lapisan dalam saluran makanan.

Mengutip Hellosehat.com, GERD adalah kondisi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan (esofagus). Kerongkongan bisa dikatakan sebagai sebuah saluran khusus berbentuk tabung, yang menghubungkan mulut dengan perut dan organ pencernaan lain.

Akibatnya, timbul rasa seolah terbakar di dada dan kerongkongan karena lapisan kerongkongan tersebut mengalami iritasi. Sebenarnya, asam lambung normalnya bisa naik setelah makan dan hanya terjadi dalam waktu yang cukup singkat alias tidak akan lama.

Kenaikan asam lambung yang sebenarnya normal ini dapat berubah menjadi GERD ketika gejalanya sering muncul. Misalnya sekitar 2-3 kali atau saat timbul luka pada kerongkongan. Seseorang dinyatakan mengalami GERD adalah ketika mengalami kenaikan asam lambung ringan selama 2 kali seminggu, atau kenaikan asam lambung berat hingga minimal seminggu sekali.

Di Indonesia, kasus GERD lebih dari 2 juta per tahun. GERD dapat ditangani oleh tenaga medis profesional, dan dapat didiagnosis sendiri.

Penyakit GERD adalah kondisi umum yang bisa dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita. Namun, risiko untuk mengalami penyakit GERD ini cenderung lebih tinggi pada orang yang:

-Obesitas
-Gangguan jaringan ikat (scleroderma)
-Sedang hamil
-Perokok aktif
-Sering minum alkohol

Gejala penyakit GERD
Gejala utama dari GERD adalah ketika asam lambung yang seharusnya tetap berada di sistem pencernaan justru naik kembali ke atas. Alhasil, asam lambung tersebut akan melewati katup kerongkongan yang terbuka.

Kondisi tersebutlah yang kemudian akan membuat kebanyakan orang merasakan sensasi terbakar di dada (heartburn). Sensasi seperti terbakar akibat GERD adalah munculnya rasa panas atau tidak nyaman di bagian belakang tulang dada. Hal ini biasanya bisa semakin memburuk ketika selesai makan, sedang berbaring, atau membungkuk.

Secara garis besarnya, gejala GERD adalah:
-Merasa seperti ada makanan yang tersangkut di dalam kerongkongan, sulit menelan, serta cegukan.
-Mengalami sensasi panas seolah terbakar di dada (heartburn), yang bisa menyebar sampai ke leher.
-Sakit atau nyeri pada dada.
-Timbul rasa asam atau pahit di mulut.
-Ada cairan atau makanan yang naik dari dalam perut ke bagian mulut.
-Masalah pernapasan, seperti batuk kronis dan asma.
-Suara serak
-Sakit tenggorokan

Apa penyebab GERD?
Penyebab utama GERD yakni karena katup kerongkongan bagian bawah (sfringter) melemah, sehingga membuatnya terbuka pada kondisi tertentu. Katup atau sfringter kerongkongan adalah otot di bagian bawah kerongkongan, sebagai pemisah antara bagian tersebut dengan lambung.

Sfringter kerongkongan seharusnya dalam posisi tertutup sehingga mencegah asam yang ada di lambung agar tidak naik ke atas. Katup di bagian bawah kerongkongan ini baru akan terbuka ketika makanan di mulut akan masuk ke dalam perut. Setelahnya, katup kerongkongan seharusnya tertutup kembali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya. Katup atau sfringter kerongkongan tersebut malah melemah, sehingga bisa dengan mudah terbuka meski sedang tidak ada makanan di mulut.

Hal ini tentu menyebabkan asam pada lambung berbalik naik ke kerongkongan. Jika kondisi tersebut terjadi terus-menerus, lapisan kerongkongan akan mengalami iritasi hingga peradangan.

Apa yang meningkatkan risiko GERD?
Berbagai faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan untuk mengalami penyakit GERD adalah sebagai berikut:

-Obesitas
-Mengalami masalah pada jaringan ikat, contohnya scleroderma.
-Ada tonjolan di perut bagian atas yang bisa naik sampai ke diafragma.
-Pengosongan perut yang memakan waktu lama.

Selain itu, beberapa hal lainnya yang juga dapat turut memperburuk GERD adalah sebagai berikut:

-Merokok
-Makan makanan dalam jumlah banyak sekali makan.
-Waktu makan terlalu dekat dengan waktu tidur.
-Terlalu banyak makan makanan tertentu (pemicu), seperti makanan berlemak dan gorengan.
-Minum kopi
-Minum teh
-Minum alkohol
-Mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti aspirin.

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi GERD? Selain dengan mengonsumsi berbagai jenis obat-obatan, biasanya dokter juga menganjurkan untuk melakukan perubahan gaya hidup.

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu mengatasi penyakit GERD:
-Pilihlah makanan yang tepat dan sehat. Misalnya, lebih banyak buah, sayuran, dan kurangi makan makanan yang bisa memicu GERD.
-Kurangi makan gorengan, makanan berlemak, dan makanan pedas.
-Jangan langsung berbaring setelah makan. Sebaiknya beri jeda minimal 2-3 jam setelah makan dan sebelum tidur.
-Gunakan obat yang dianjurkan dan diresepkan oleh dokter, baik itu obat yang dijual bebas (OTC) maupun obat-obatan resep.
-Tinggikan posisi kepala selama tidur menggunakan bantal yang ditumpuk. Posisi kepala yang lebih tinggi daripada tubuh dapat membantu meredakan sakit dada karena kenaikan asam lambung.
-Hindari merokok
-Hindari minum minuman beralkohol, kopi, dan teh.
-Hindari konsumsi beberapa jenis obat-obatan, seperti aspirin karena berisiko semakin memperburuk gejala.

Berikut ini adalah saran dari para ahli untuk mengatasi GERD:

-Menurunkan berat badan.
-Makan dengan porsi yang sesuai dengan kebutuhan.
-Posisikan kepala lebih tinggi 20 sentimeter dari badan ketika berbaring.

Apa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah GERD?
Jika tidak ingin mengalami GERD, sebaiknya patuhi beberapa aturan pencegahannya, seperti:
-Selalu makan dalam porsi secukupnya, atau tidak terlalu berlebihan.
-Jaga berat badan tetap dalam rentang normal.
-Hindari menggunakan pakaian yang terlalu ketat, terutama di bagian perut, karena berisiko menekan katup kerongkongan bagian bawah.
-Jangan biasakan langsung tidur setelah makan.
-Jangan makan terlalu dekat dengan waktu tidur.
-Hindari beberapa jenis makanan dan minuman yang bisa memicu munculnya GERD. Mulai dari makanan berminyak, berlemak, pedas, cokelat, permen, makanan dengan kandungan tomat, minuman beralkohol, kopi, dan lain sebagainya.
-Jika sudah mencoba melakukan berbagai upaya pencegahan tersebut tapi masih kerap mengalami gejala GERD, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter sebab mungkin saja ada kondisi medis lain yang ternyata menjadi pemicu gejala GERD.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

5 jam lalu

Ilustrasi tumor mata
Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

Banyak istilah medis yang sering dipahami dengan keliru. Berikut di antaranya.


Inilah 5 Minuman yang Dapat Meredakan Asam Lambung

1 hari lalu

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Inilah 5 Minuman yang Dapat Meredakan Asam Lambung

Jika Anda mengalami asam lambung, tidak perlu khawatir karena terdapat beberapa minuman yang meredakan penyakit ini.


Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

1 hari lalu

Malioboro Yogyakarta menjadi satu area yang dilalui garis imajiner Sumbu Filosofis. (Dok. Pemkot Yogyakarta)
Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.


Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

4 hari lalu

Winter Aespa. Instagram
Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

SM Entertainment secara resmi mengkonfirmasi laporan bahwa Winter Aespa telah menjalani operasi untuk pneumotoraks. Penyakit apa itu?


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

5 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

6 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

9 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

9 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

16 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.