TEMPO.CO, Jakarta - Sepatu dengan sol karet yang lebih populer dengan sebutan sneakers belakangan digandrungi generasi milenial dan generasi Z. Pasalnya, salah satu syarat untuk tampil hypebeast yakni menggunakan sneakers.
Tak ayal, banyak orang menjadi kolektor sneakers, mulai dari keluaran terbaru hingga lawas yang kabarnya membuat penampilan lebih keren. Beberapa waktu ke belakang pun muncul sejumlah komunitas pecinta sneakers. Salah satunya Indonesia Sneaker Team (IST).
Kharisma P. Alamsyah, salah satu pengurus IST, mengatakan komunitas ini dibentuk melalui thread sneakers addicts di jejaring sosial Kaskus pada 2007. Saat itu, sneakers belum terlalu populer di Indonesia dan susah sekali mendapatkan sepatu yang bagus atau up to date.
Akhirnya, muncul forum yang awalnya dibuat sebagai ajang diskusi, bertukar cerita maupun fun fact tentang koleksi sneakers pribadi hingga terbentuklah komunitas IST. Pria yang akrab disapa Tomi itu mengatakan IST saat ini menjadi komunitas pecinta sneakers terbesar di Indonesia karena terdiri dari kolektor multimerek. Sampai saat ini IST memiliki sekitar 42.000 anggota aktif di Facebook dan 82.000 pengikut di
Instagram.
Dia mengungkapkan banyak juga publik figur yang ikut memantau dan belajar bersama IST, seperti Gading Marten. Selain memberikan edukasi di media sosial, IST juga memiliki beberapa program rutin dan terbuka untuk umum, antara lain, pertama, collective sale, yang menjadi ajang pertemuan untuk membeli, menjual, dan memperdagangkan sneakers baru hingga bekas, juga pakaian, serta aksesoris sneakers.
Kedua, Sunday trade berupa kumpul-kumpul kecil yang diadakan dalam bentuk bincang-bincang atau forum diskusi. Collective sale maupun Sunday trade biasanya dilakukan tiga bulan sekali di Jakarta. Ketiga, IST basket, yakni bermain basket bersama yang dilakukan seminggu sekali untuk menyambung silaturahmi antaranggota maupun masyarakat luas.
Terakhir IST review, yakni mengulas produk yang akan, sedang, atau sudah lewat sebagai pembanding dengan niat untuk memacu perkembangan merek lokal, khususnya pada industri di Indonesia. Ulasan produk ini rajin diunggah melalui Facebook, Instagram, dan laman Indosneakerteam.
Mengenai merek lokal saat ini, menurut Tomi, di Indonesia sudah berkembang dan banyak yang memiliki kualitas bagus. Salah satunya League.
“League punya source yang oke banget, pabrik bekas Nike, Asics, Reebok. Human resources bekas Nike semua, bahkan desainernya pun bekas Nike ORAGON (Nike HQ),” sebutnya.