TEMPO.CO, Jakarta - Dokter kandungan dan konsultan fertilitas Aan Anantasika mengatakan kesuburan kaum wanita dan pria bisa menurun karena terkena paparan asap rokok atau menjadi perokok pasif.
"Pengaruh asap rokok dapat menyebabkan sejumlah kelainan pada sel telur, membuat jumlah sel telur dan kualitasnya berkurang. Jadi, tidak hanya menjadi perokok aktif berbahaya bagi kesuburan," kata Anantasika saat berbicara dalam "WINTALK: Meningkatkan Potensi Kehamilan Melalui Teknik Reproduksi Berbantu, pada 23 Februari 2020.
Menurut Anantasika, tren persoalan kesuburan ini menjadi meningkat karena pengaruh gaya hidup masyarakat yang makin tidak sehat dan pengaruh polusi. "Perilaku merokok, mengkonsumsi alkohol, dan kurang berolahraga sangat berpengaruh menurunkan kesuburan kaum pria dan wanita. Termasuk gaya hidup saat berpacaran, apakah suka gonta-ganti pasangan, itu pun berpengaruh ketika ingin memiliki buah hati," ucapnya yang juga Ketua Unit Layanan Reproduksi Wija Insan Nugraha (WIN) RSIA Puri Bunda Denpasar itu.
Bagi wanita yang mengalami obesitas, kata dia, sekitar 43 persen juga sulit hamil. Oleh karena itu, sangat penting wanita yang ingin memiliki momongan untuk mempertahankan berat badan tetap ideal.
Umumnya, kata Anantasika, kehamilan akan terjadi dalam kurun waktu maksimal enam bulan setelah menikah. Bahkan dari hasil penelitian, 30 persen dari pasangan suami istri sudah bisa hamil dalam tiga bulan setelah menikah, kemudian 50 persen setelah enam bulan menikah.
"Rata-rata dari 100 pasangan yang menikah, dalam rentang satu tahun setelah menikah sebanyak 85 persen berhasil hamil, dan sisanya 15 persen yang terkendala untuk memiliki momongan," ujarnya.
Oleh karena itu, jika dalam kurun setahun setelah menikah belum hamil juga, Anantasika menyarankan agar pasangan suami istri segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Penyebab umum sulit hamil juga dipengaruhi faktor usia, ada penyakit yang diidap, bekas operasi kista dan sebagainya.
"Kalau sudah di atas 35 tahun tidak hamil juga, sebaiknya memilih teknik reproduksi berbantu seperti inseminasi dan bayi tabung," katanya.
Sementara itu, dokter andrologi Yukhi Kurniawan mengatakan penyebab infertilitas pada pria selain karena merokok adapula karena mengkonsumsi alkohol dan narkoba, juga karena penyakit seperti diabetes mellitus, TBC, penyakit paru-paru kronis, obat-obatan, bekas operasi (vasectomy, herniotomy, prostatectomy), maupun penyakit menular seksual. "Trauma testis karena tendangan dan kecelakaan, testis terpelintir, radang testis karena gondongan, ejakulasi dini, gangguan ereksi dan penyakit genetik juga bisa menyebabkan infertilitas," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, dokter embriologi Unit Layanan Reproduksi WIN Puri Bunda Jaquilene Sudirman mengemukakan sejumlah teknologi modern yang digunakan dalam program bayi tabung diantaranya menggunakan teknologi laser hingga simpan beku sel telur dan sperma.