TEMPO.CO, Jakarta - Hipertensi merupakan penyakit yang banyak diidap oleh orang di seluruh dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi. Artinya, satu dari tiga orang di dunia terdiagnosis tekanan darah tinggi.
Hipertensi termasuk dalam kategori penyakit degeneratif atau tidak bisa sembuh. Dengan demikian, pasien tekanan darah tinggi harus mengonsumsi obat setiap hari guna menormalkan tekanan darah. Berbicara mengenai obat, terdapat enam kandungan yang bisa dikonsumsi, termasuk ACE-I, ARB 1, betablocker, CCB, diuretic dan MRA.
Menurut dokter spesialis jantung Erwinanto, dua atau lebih kandungan tersebut wajib dikonsumsi oleh setiap pasien tekanan darah tinggi. Mengapa tak boleh satu? Sebab, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa efektivitasnya tidak sebagus dua atau lebih.
“Jadi, salah kalau minum satu, normalnya dua kandungan,” katanya dalam acara Media Gathering di Jakarta pada Senin, 24 Februari 2020.
Anggota Perhimpunan Hipertensi Indonesia itu juga menjelaskan penggunaan kandungan ACE-I dan ARB 1 tak bisa digabungkan. Artinya, ACE-I bisa dicampur dengan kandungan lain selain ARB 1 dan sebaliknya lantaran mereka adalah memiliki satu tugas yang sama.
“Karena kegunaan ACE-I dan ARB 1 sama, jadi dia memang digunakannya salah satu saja, baru dicampur dengan lainnya,” jelasnya.
Adapun, campuran akan ditentukan oleh dokter berdasarkan rekam medis pasien. Karena setiap orang pasti berbeda, Erwinanto pun menyarankan agar tidak membeli obat secara bebas tapi ke dokter terlebih dulu.
“Ketemu dokter sekali saja di awal tidak apa-apa, yang penting sudah dapat kandungan obat yang benar. Nanti kalau habis, tinggal beli lagi. Kecuali ada keluhan tekanan darah tidak turun, baru ke dokter. Obat juga wajib diminum setiap hari, tidak boleh putus,” ungkapnya.