TEMPO.CO, Jakarta - Saat memasuki usia 4 hingga 6 tahun, anak berbohong dengan semakin lihai. Mereka bisa menggunakan ekspresi wajah tertentu, tak lupa nada suara yang mendukung untuk menyampaikan kebohongannya. Bahkan sejak usianya masih 3 tahun, di titik itulah muncul kemungkinan anak berbohong. Di usia ini, anak sadar bahwa orangtuanya tak bisa membaca pikiran mereka, sehingga mereka bisa berkata bohong tanpa ketahuan.
Di sinilah pentingnya komunikasi yang jelas dan dekat antara orangtua dan anak. Tekankan bahwa kejujuran adalah hal yang sangat krusial.
Ada banyak alasan mengapa anak berbohong. Orangtua bisa menganggap anak berbohong demi mendapatkan yang diinginkan, menghindari konsekuensi tertentu, atau menghindari diminta melakukan aktivitas tertentu. Berikut beberapa hal lain yang bisa mendasari anak berbohong. Apa saja?
1. Mencoba perilaku baru
Salah satu penyebab anak berbohong adalah mereka ingin tahu apa yang akan terjadi jika mencoba berbohong dalam situasi tertentu. Mereka ingin tahu apa yang akan terjadi setelah melontarkan kebohongan.
2. Meningkatkan kepercayaan diri
Anak yang memiliki kepercayaan diri rendah juga mungkin mengatakan kebohongan untuk membuat mereka tampak lebih spesial di mata orang lain. Hal ini biasa terjadi pada anak-anak berusia 8 tahun yang cenderung berbohong melebih-lebihkan sesuatu hingga 80 persen dari kondisi aslinya.
3. Mengalihkan fokus dari dirinya
Anak-anak yang mengalami depresi atau cemas berlebih juga bisa berbohong tentang kondisi yang mereka alami. Tujuannya untuk menekan kemungkinan terjadinya masalah. Mereka tidak ingin orang di sekitar merasa khawatir terhadap kondisinya.
4. Impulsif
Anak berbohong juga bisa karena impulsif, yaitu berbicara sebelum berpikir. Utamanya, hal ini mungkin terjadi pada anak dengan ADHD.