TEMPO.CO, Jakarta - Ada pendapat udara resirkulasi di pesawat terbang meningkatkan risiko penyebaran penyakit selama penerbangan. Ternyata, anggapan itu salah karena justru penyebaran kuman lebih disebabkan oleh gerakan manusia di seluruh kabin pesawat daripada yang disebarkan oleh udara resirkulasi.
Itu menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2018 dalam "Prosiding National Academy of Sciences: Perilaku, gerakan, dan transmisi penyakit pernapasan yang ditularkan oleh tetesan selama penerbangan maskapai lintas benua."
Penemuan itu juga mengungkapkan untuk menghindari penularan penyakit di dalam pesawat terbang disarankan untuk duduk di dekat jendela.
"Duduk di kursi jendela berisiko lebih rendah daripada duduk di dekat lorong," ujar Vicky Hertzberg, seorang ilmuwan yang bertanggung jawab atas penelitian ini, seperti dikutip dari Insider.com.
Studi ini mensimulasikan transmisi patogen di kabin pesawat untuk menyimpulkan hasilnya. Dari hasil simulasi itu, studi mencatat di pesawat dengan 150 penumpang, yang paling mungkin terinfeksi adalah 11 yang duduk paling dekat dengan orang yang sakit.