TEMPO.CO, Jakarta - Adaya wabah virus corona membuat masker menjadi barang yang sangat diburu, termasuk di Indonesia. Padahal, ada cara yang lebih ampun buat menangkalnya. Dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi, Frans Abednego Barus, mengatakan berbagai jenis tanaman obat keluarga (toga) lebih berkhasiat menangkal serangan virus dibandingkan masker.
"Sebenarnya banyak jenis tanaman obat keluarga, di antaranya jahe merah, lengkuas, sereh, daun tembakau, itu biasa kita gunakan, ramuan jamu, silakan gunakan," katanya.
Dokter yang praktik di Rumah Sakit UKI, OMNI Pulomas, dan Hermina, itu menyebut fenomena memborong masker di tengah wabah virus corona atau COVID-19 hanya sebagai obat penenang hati.
"Masker tidak ada gunanya, termasuk di kerumunan. Kalau disebut obat penenang hati, iya," ujarnya.
Frans mengatakan apapun ceritanya, masker tidak mungkin memproteksi kesehatan seseorang hingga 100 persen. Penggunaan masker efektif mencegah kontaminasi virus sekitar 50 hingga 60 persen, tergantung jenisnya.
Masyarakat diimbau untuk lebih sering mengonsumsi obat-obatan jenis herbal seperti toga karena sebagian di antaranya telah teruji secara klinis berfungsi sebagai obat medis.
"Gunakan yang sudah terbukti, seperti temu lawak sudah jadi obat atau di kita kenal curcuma. Tadinya, bahan jamu gendong penambah nafsu makan, sekarang digunakan sebagai tablet nafsu makan," ujarnya.
Meski jenis tanaman herbal atau rempah lain belum teruji secara medis memiliki khasiat obat, namun asupan makanan tersebut menjadi bagian dari kearifan lokal yang bisa diperhatikan khasiatnya dalam menambah daya tahan tubuh.
"Imunos dan imboost itu sebenarnya herbal tapi impor, bisa digunakan jauh lebih aman. Jangankan Anda, dokter juga, termasuk saya, masih sering menggunakan," jelasnya.