TEMPO.CO, Jakarta - Bencana alam gempa bumi kembali terjadi di Indonesia. Tepatnya di Sukabumi, Jawa Barat, goncangan berkekuatan 5,1 Magnitudo pun menerjang pada Selasa sore lalu, 10 Maret 2020.
Selain menyebabkan kerusakan bangunan, tak sedikit pula dampak yang dialami oleh penduduk setempat. Salah satu diantaranya mungkin adalah rasa pusing dan ingin muntah. Melansir dari situs Times of India, hal ini memang biasa dialami oleh semua orang.
Disebut dengan post-earthquake dizziness syndrome, dokter spesialis kejiwaan Rishi Anand mengatakan bahwa ini merupakan kondisi dimana tubuh mendapat sinyal takut akibat goncangan yang tak biasa dialami. Akibatnya, fungsi keseimbangan di otak juga terganggu. Selain pusing dan ingin muntah, gejala lain yang mengikuti dapat berupa mulut kering hingga asam lambung yang meningkat.
“Contohnya seperti saat Anda bermain permainan yang menantang di tempat rekreasi. Anda tentu akan merasa pusing dan ingin mual saat tubuh digoncang. Sama seperti gempa bumi, tubuh akan mengirimkan sinyal tak biasa yang menimbulkan reaksi pusing dan ingin muntah itu,” katanya.
Meski begitu, psikiatri dari Jawahar Lal Nehru Medical College Ashok Bhagat mengatakan bahwa ini bukan kondisi yang harus dikhawatirkan. Sebab, ini hanyalah reaksi tubuh yang terjadi saat harus menyeimbangkan dirinya. “Tubuh tidak terbiasa. Tapi jika Anda merasa pusing dan mual, ini adalah hal yang normal. Tidak perlu takut,” pungkasnya.
Adapun cara yang dibagikan untuk mempercepat kesembuhan. Ini termasuk banyak minum air putih dan duduk dalam sementara waktu agar mempersiapkan tubuh untuk bekerja seperti sedia kala. “Olahraga di dalam ruangan juga baik untuk mengatasi kegelisahan terkait memori tentang getaran yang terekam di otak,” tuturnya.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | AHMAD FIKRI | TIMESOFINDIA