TEMPO.CO, Jakarta - Kejadian naas menimpa satu keluarga di Desa Alasbuluh, Banyuwangi, Jawa Timur. Ketiga anggota yang berisikan pasangan suami istri MH dan DA, serta ibu DA, SH, meninggal dunia pada Selasa, 10 Maret 2020.
Menurut kabar yang beredar, ketiganya mengembuskan napas terakhir setelah menyantap ikan buntal. Memang, MH bekerja sebagai nelayan dan saat itu hasil pancingannya mendapat ikan buntal. DA pun memasaknya dengan bumbu santan dan digoreng untuk lauk dua hari.
Awalnya, di hari pertama, ketiganya hanya merasa mulas. Namun, konsumsi ikan buntal dilanjutkan ke hari kedua yang membuat mereka pusing dan muntah. Sebelum dibawa ke puskesmas terdekat, nyawa ketiganya tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
Lalu, apa kandungan dari ikan buntal sehingga sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian? Melansir dari situs National Geographic, ikan buntal melengkapi dirinya dengan racun yang disebut tetrodotoksin. Sebenarnya, produksi toksin sendiri terjadi oleh bakteri yang menempel di ikan buntal.
Adapun kandungan tetrodotoksin paling banyak ditemukan pada kulit, hati, dan organ reproduksi ikan. Sayangnya, tetrodotoksin itu sangat beracun dan jika dikonsumsi, satu ikan saja dapat membunuh 30 orang.
Mengenai gejala yang dialami, situs CDC mengatakan bahwa tahap pertama dari keracunan ikan buntal yang akan dirasakan adalah sensasi tusukan di bibir dan lidah. Ini juga diikuti dengan mati rasa dan kelumpuhan di seluruh wajah. Selanjutnya, racun bergerak ke ekstremitas, dan kemudian lebih jauh ke dalam tubuh.
Setelah mencapai otot pernapasan, seseorang pun menjadi sulit bernapas. Pada saat itu, mereka pun sudah dipastikan meninggal dunia. Lama waktu yang dibutuhkan untuk membunuh manusia juga bervariasi. Ada yang 20 menit, ada pula yang cukup lama hingga 24 jam.
