TEMPO.CO, Jakarta - Tanggal 12 Maret diperingati sebagai Hari Ginjal Sedunia. Adapun tema yang diusung oleh Indonesia pada 2020 yakni Ginjal Sehat Untuk Semua di Mana Saja. Ini merupakan pesan penting sebagai imbauan kepada masyarakat agar senantiasa mengecek kesehatan ginjal.
Berbicara tentang waktu pengecekan, kapan sebaiknya kita memonitor organ ginjal? Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI) Aida Lydia menyarankan untuk melihat faktor risiko pada diri terlebih dulu.
“Kita kenal diri kita sendiri apakah berisiko atau tidak,” katanya pada acara Media Briefing Hari Kesehatan Ginjal di Jakarta pada 11 Maret 2020.
Risiko yang dimaksudkan Aida termasuk obesitas, merokok, hipertensi, ada riwayat di keluarga. Usia yang semakin lanjut atau di atas 50 tahun juga termasuk dalam risiko masalah ginjal.
“Kita cek, kalau hipertensi lewat tekanan darah. Diabetes dari konsumsi gula harian. Kalau termasuk kategori itu, artinya berisiko sehingga harus lebih dulu dan sering mengecek ginjal,” jelasnya.
Baca Juga:
Ada waktu dan tingkat keseringan yang disampaikan Aida. Contohnya jika memang berisiko tinggi, maka harus cek kesehatan ginjal setiap satu bulan sekali.
“Tapi kalau masih muda dan tidak berisiko, tetap harus cek, namun rentang waktunya lebih jarang alias satu tahun sekali,” ungkap dokter spesialis penyakit dalam itu.
Menyetujui hal tersebut, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dari Kementerian Kesehatan, Cut Putri Arianie, juga mengatakan bahwa Kemenkes mengimbau peraturan pengecekan serupa.
“Cara mudahnya disesuaikan dengan tanggal lahir. Misalnya, ulang tahun tanggal 10, setiap bulan di tanggal itu cek ginjal bagi yang berisiko dan setiap tahun bagi yang tidak berisiko,” tuturnya.