TEMPO.CO, Jakarta - Merebaknya virus corona di dunia telah menyebabkan berbagai acara besar dibatalkan. Sebut saja konser musik termegah di Amerika Serikat, Coachella yang seharusnya terselenggara pada 10-12 dan 17-19 April 2020 harus ditunda hingga 9-11 dan 16-18 Oktober 2020 mendatang.
Di Indonesia sendiri, konser bertaraf internasional seperti Heads in The Cloud juga harus diundur dari jadwal awal, 7 Maret 2020 hingga waktu yang belum ditentukan. Dengan kejadian ini, para penggemar yang telah membeli tiket dan mempersiapkan diri tentu sangat kecewa.
Meski begitu, Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Muhammad Syahril mengatakan bahwa pembatalan konser dan acara-acara besar memang seharusnya dilakukan. Mengingat bahwa penyebaran Coronavirus disease 2019 atau Covid-19 sangat cepat dan mudah.
“Saya rasa kita semua sudah tahu kalau penyebaran Covid-19 itu lewat kontak erat dengan pasien. Kalau di konser ada yang sakit, itu risiko untuk disebarkan ke semua pengunjung akan sangat cepat,” katanya saat ditemui usai acara Konferensi Pers Pencegahan Covid-19 di Jakarta pada Jumat, 13 Maret 2020.
Syahril juga menambahkan bahwa kasus Covid-19 tidak lagi terjadi berdasarkan kluster dan impor, melainkan kini bisa melalui transmisi lokal. Itu berarti, tidak jelas siapa yang menularkan sehingga penyebaran virus pun akan jauh lebih bahaya. “Di Indonesia sudah ada satu pasien positif corona yang berdasarkan penelitian dia kena karena transmisi lokal,” katanya.
Dengan penutupan acara-acara besar ini, Syahril lantas mengimbau agar masyarakat memberi dukungan 100 persen. “Kita dukung langkah ini karena untuk pentingan kesehatan bersama. Bayangkan kalau tadi yang transmisi lokal datang dikeramaian, sangat berpotensi menularkan. Sudah bayar mahal pasti ingin menikmati acara, bukan sakit kan?,” katanya.