TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian menyatakan berjalan kaki rutin yang dilakukan selama bertahun-tahun dapat mengurangi risiko terkena diabetes dan tekanan darah tinggi. Penelitian telah divalidasi dan dipresentasikan di American Heart Association’s Epidemiology and Prevention/Lifestyle and Cardiometabolic Health Scientific Sessions 2020 di Arizona, Amerika Serikat.
Penelitian dilakukan berdasarkan data dari 1.923 peserta dalam studi nasional pengembangan risiko arteri koroner pada rentang usia dewasa muda, dengan rata-rata usia 45 tahun. Dalam studi ini, para peserta mengenakan perangkat yang disebut Accelerometer untuk mengukur aktivitas fisik setidaknya 10 jam sehari dalam kurun waktu empat hari.
Hal ini terus dilakukan berulang hingga setidaknya penelitian telah berjangka sekitar 9 tahun. Hasilnya, para peneliti melaporkan setiap 1.000 langkah per hari yang dilakukan selama bertahun-tahun berkorelasi dengan penurunan risiko obesitas sebesar 13 persen. Angka penurunan risiko terus meningkat hingga 61 persen dengan peningkatan jumlah langkah per hari.
Para peneliti juga menyatakan peserta studi yang melangkah paling banyak dalam kurun waktu 9 tahun memiliki risiko diabetes 43 persen lebih rendah dan risiko tekanan darah tinggi 31 persen lebih rendah.
Cyrus Khambatta, pendiri Mastering Diabetes, mengatakan banyak orang keliru dengan menilai jalan kaki tidak dianggap sebagai olahraga dan tidak memiliki efek positif bagi kesehatan fisik maupun mental, padahal justru sebaliknya.
“Untuk penderita diabetes, bahkan berjalan kaki selama 30 menit sebelum atau sesudah makan memiliki dampak besar dalam menurunkan kadar glukosa darah dalam tubuh,” katanya, seperti dilansir Healthline.
Adapun, patokan atau istilah yang seringkali digaungkan untuk hidup sehat adalah 10.000 langkah per hari. Disebut Manpo-kei, dipopulerkan seorang ilmuwan Jepang pada 1965 terkait antusiasme warga dengan adanya Olimpiade Tokyo 1964.
Sarah Kato, seorang praktisi perawat spesialis diabetes, merekomendasikan pasien diabetes untuk berjalan kaki sekitar 4.000 hingga 8.000 langkah per hari.
“Ini adalah masalah kualitas, 4.000 langkah di pedesaan yang naik turun bukit dapat memberikan manfaat kesehatan lebih baik daripada 8.000 langkah di dalam mal. Tetapi, itu juga lebih baik daripada tidak sama sekali,” tandasnya.
Dia mengatakan orang yang banyak berjalan kaki memiliki aura positif karena sering mendapati tidur yang lebih baik, suasana hati yang lebih stabil, dan pencernaan tubuh yang lebih teratur.
Khambatta menambahkan jalan kaki tidak hanya bagus untuk orang-orang dengan diabetes saja. Akan tetapi, aktif secara umum dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan meningkatkan kognisi. Dia melanjutkan, sebuah studi terpercaya juga menunjukkan berjalan lebih jauh setiap hari juga dapat mengurangi depresi dan kecemasan.
“Mengingat semakin banyak orang yang didiagnosis dengan gangguan kesehatan mental, berjalan adalah cara sederhana untuk secara dramatis meningkatkan kesehatan mental secara gratis dan dapat menjadi kegiatan sosial pada saat yang sama,” kata Khambatta.