Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polusi Udara Bisa Tingkatkan Kematian karena Virus Corona?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi polusi udara (Pixabay.com)
Ilustrasi polusi udara (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Benarkah polusi udara cenderung menaikkan tingkat kematian akibat infeksi virus corona baru atau COVID-19? Dilansir dari The Guardian, udara kotor diketahui telah menyebabkan kerusakan kesehatan pada organ paru-paru dan jantung, juga bertanggung jawab atas setidaknya 8 juta kematian dini dalam setahun.

Kerusakan kesehatan yang diakibatkan oleh polusi udara ini adalah infeksi pernapasan, sama seperti yang diserang oleh virus corona baru. Oleh sebab itu, ada kemungkinan penderita virus corona yang terpapar udara kotor memiliki dampak yang lebih serius.

“Pasien dengan penyakit paru-paru dan jantung kronis yang disebabkan atau diperburuk oleh paparan polusi udara jangka panjang, kurang mampu melawan infeksi paru-paru. Ini juga mungkin berlaku untuk COVID-19,” kata Sara De Matteis, anggota komite European Respiratory Society.

Hal ini diungkapkan bukan tanpa landasan. Ada bukti dari wabah virus corona sebelumnya bahwa mereka yang terpapar udara kotor lebih berisiko meninggal. Para ilmuwan yang menganalisis wabah virus corona SARS di Cina pada 2003 menyatakan hal tersebut.

Penelitian lain juga dilakukan terhadap virus corona MERS di Arab Saudi pada 2013, yang menunjukkan perokok tembakau lebih mungkin terkena penyakit ini dan lebih mungkin meninggal karena virus tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun, penelitian awal pada virus corona baru atau Covid-19 menunjukkan perokok dan mantan perokok lebih rentan terhadap virus. Akan tetapi, satu perbedaan yang perlu diperhatikan adalah tingkat kematian COVID-19 lebih rendah dari pada SARS dan MERS.

“Mengingat apa yang kita ketahui sekarang, sangat mungkin orang yang terpapar polusi udara dan merokok produk tembakau akan lebih buruk jika terinfeksi,” kata Aaron Bernstein, direktur pelaksana Harvard T.H. Chan School of Public Health.

Oleh sebab itu, Sascha Marschang, sekretaris jenderal dari European Public Health Alliance mengatakan setelah krisis virus corona berakhir, diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengurangi udara kotor di berbagai wilayah.

“Setelah krisis ini berakhir, pembuat kebijakan harus mempercepat langkah-langkah untuk mengeluarkan kendaraan kotor dari jalanan. Ilmu pengetahuan memberitahu kita bahwa pandemi seperti COVID-19 akan terjadi dengan frekuensi yang semakin meningkat. Jadi, membersihkan kualitas udara adalah investasi dasar untuk masa depan yang lebih sehat,” tandasnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

12 hari lalu

Pekerja bantuan Australian World Central Kitchen (WCK), Lalzawmi
Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza


Sandera Israel Ditemukan Tewas di Gaza, Kerabat Salahkan Pemerintah Netanyahu

13 hari lalu

Elad Katzir. Foto: Al Quds Brigades
Sandera Israel Ditemukan Tewas di Gaza, Kerabat Salahkan Pemerintah Netanyahu

Saudara perempuan Elad Katzir, sandera Israel yang ditemukan tewas di Gaza, menyalahkan pihak berwenang Israel atas kematiannya.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

19 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

20 hari lalu

Ilustrasi stroke. healthline.com
Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.


7 Tanda yang Biasa Ditunjukkan Orang Menjelang Kematian

21 hari lalu

Ilustrasi kematian. Forbes.com
7 Tanda yang Biasa Ditunjukkan Orang Menjelang Kematian

Pengalaman setiap orang menjelang ajal tak selalu sama. Namun memahami tanda bisa membantu keluarga lebih ikhlas saat kematian menjemput.


Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

29 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

Pakar menjelaskan ciri-ciri epilepsi yang sebenarnya sangat banyak, contohnya melamun atau bahkan sakit kepala.


Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

35 hari lalu

Alat pemantau polusi udara Birulangit yang dipasang di Telkom University Bandung. Dok. Tel-U
Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

38 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

38 hari lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

39 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?